Cerita si kucing dan harimau

Teman-temanku sekarang aku mau ceritain dongeng tentang mengapa harimau dan kucing bermusuhan walau bentuknya sama tapi tubuhnya yang beda kecil besarnya. cerita si kucing dan harimau ini hanya dongeng lho teman-teman, aku tadi baca dari blog teman. dulu kucing dan harimau bersahabat baik. Ke mana-mana selalu pergi bersama.
harimau

dan selalu berburu bersama. Waktu itu, kucing masih belum bisa berburu. Sehingga setiap kali makan harimau selalu membagi buruannya kepada kucing. Apabila bertemu dengan musuh, yang bisa dilakukan kucing hanya memanjat pohon dan setelah harimau mengusir musuh tersebut baru si kucing turun.

Bosan dengan keadaan seperti ini, suatu hari kucing berkata pada harimau, “Mau, tolong donk ajari aku berburu dan menangkap mangsa. Aku benci banget sama tikus. Tapi tikus terlalu licin untuk kutangkap. Kamu kan tahu sendiri kalau aku tak bisa berburu…”Harimau berpikir sebentar lalu menjawab, “Baik. Sebagai gantinya kamu harus mengajari aku memanjat pohon ya. Kamu kan tahu aku tak bisa naek pohon…”

“Sepakat!” jawab kucing.Akhirnya si harimau mengajari kucing untuk berburu. Mulai dari jurus menerkam, jurus mencabik-cabik hingga jurus cakar kucing yang tersohor itu ^^. Setelah latihan beberapa bulan akhirnya si kucing bisa berburu sendiri. Tiba waktunya sekarang kucing untuk mengajari harimau memanjat pohon. Tiba-tiba si kucing berpikir dalam hatinya, “Wah, kalau nanti aku mengajari si harimau naek pohon, bisa-bisa aku dikalahkan sama dia nanti. Dia udah besar, gagah, pinter berburu… Kalau nanti aku ngajari dia bisa-bisa pamorku jatuh ini…”

Akhirnya si kucing memutuskan untuk menolak permintaan harimau. Mulanya ia ingin berbicara baik-baik dengan harimau, tapi si harimau (tentu saja) marah…“Kucing pengkhianat! Kamu sudah kuajari seni berburu sekarang kamu mau mangkir???” bentak harimau. Ia langsung mengejar kucing tersebut.

Kucing lari terbirit-birit dan langsung naik ke pohon yang sangat tinggi. Harimau yang tidak bisa naik pohon terpaksa hanya bisa mengaum dan membentak dari bawah. Itulah mengapa hingga saat ini ketika kucing buang kotoran selalu menggali lubang terlebih dulu, lalu menimbun kotorannya dengan tanah atau pasir. Itu karena si kucing takut harimau mencium jejaknya dan memburunya.

Cerita Harimau dan gajah

Cerita Harimau dan gajah. Suatu pagi, ada seekor harimau yang terbangun dan merasa sangat hebat. Ketika ia keluar dan memojokkan seekor monyet kecil, ia mengaum dan bertanya padanya. “Siapa yang paling perkasa di antara seluruh penghuni hutan belantara?!”. Monyet kecil yang malang itu menjawab, “Tentu saja Anda, Tuan Harimau, tidak ada yang lebih perkasa daripada Anda.”
tiger harimau



Sejenak kemudian, sang harimau berhadapan dengan seekor rusa dan menyudutkannya.”Siapa yang paling kuat di antara seluruh penghuni hutan belantara?!”
Sang rusa begitu ketakutan sampai hampir tak dapat berbicara, tapi ia menjawab, “Oh, Tuan Harimau yang hebat, Anda-lah yang paling perkasa di antara semua penghuni hutan belantara.”.

Lalu Sang Harimau berjalan dengan gagahnya kearah seekor gajah yang sedang memakan rerumputan dengan tenang. Lalu ia mengaum sekeras – kerasnya dan bertanya, “Siapa yang paling perkasa di antara seluruh penghuni hutan belantara??”

Tetapi tanpa disangka sang Gajah melingkarkan belalainya dan menangkap sang Harimau, membantingnya, menangkapnya lagi dan membantingnya lagi. Sampai sang Harimau babak belur. Akhirnya sang Gajah melemparkannya dengan keras ke sebatang pohon.Sang Harimau memaksakan diri untuk bangkit dan menatap sang Gajah, kemudian berkata, “hai, kalau ga tahu jawabannya, ga usah marah dong!”…

Kisah harimau, kancil dan buaya

Kisah harimau, kancil dan buaya. Suatu pagi di Hutan Surga Satwa. Musim kemarau telah berganti musim penghujan. Hutan Surga Satwa menghijau kembali. Kancil terduduk malas di peraduannya, memandang hamparan rumput hijau nan segar di hadapannya. “Akhirnya berakhir juga kemarau, tak ada lagi rasa risau…” Kancil beranjak dari tempat duduknya. “Krauk, Krauk!!! segar sekali rumput ini”… Namun tak lama berselang hidung Kancil mencium sesuatu.

“Waduh…. Aku mencium bau pemangsa mendekat, harus waspada ini… ” Kancil menghentikan aktivitasnya dan mengangkat kepalanya untuk melihat lokasi pemangsa itu bersembunyi.

“Wah, di sana rupanya dia…. dikiranya aku tak melihatnya… xi,xi… dasar Harimau tua…. Huhh, mengganggu saja, memangnya Dia sanggup mengejarku?” Kancil pura-pura tidak melihat kehadiran Harimau itu dan melanjutkan kembali aktivitas makannya. Dan benar saja, tak lama berselang, Harimau itu melompat dari tempat persembunyiannya untuk memangsa kancil. “GgggggrrrrhhhHHHhh!!! Hai Kancil… Kematianmu akan segera tiba… Ha..ha… Kau akan kumangsa!!!”

“Hua..ha… Kau kira aku takut Harimau tua.. Aku tidak takut kepadamu… Coba saja kalau berani.. Weeeek!!! ” Kancil berkacak pinggang dan menghardik balik Harimau.

“Kurang ajar!!! Matilah kau!!!” Harimau segera mengambil kuda-kuda untuk menerkam Kancil, dan “WuuuuuttTtttHhhh!!!” Harimau itu melompat, namun Karen akurang hati-hati Harimau itu terpeleset kulit pisang yang dibuang oleh monyet sehingga….

“Srrrrrrrreetttttt………. BrrruuuugggGGGhhhhh!!!!!” Harimau itu jatuh ngangkang di depan Kancil berdiri.

“Hua…ha….. Dasar Harimau katrok… Hua…ha… Sukurin.. Sukurin!! Weeekkk!!! Hua..ha… ” Kancil tertawa terbahak bahak. Kancil berkacak pinggang dan berjingkrak-jingkrak mengejek Harimau yang menahan malu dan rasa sakit karena jatuh.

“Kurang ajar kau Kancil… Matilah kau!!!” Harimau segera bangun dan hendak menerkam Kancil, namun Kancil tak kalah sigap, Kancil mengeluarkan jurus lari sejuta bayangan andalannya, sehingga dalam hitungan detik, kancil telah jauh meninggalkan Harimau lapar itu.

“Kurang ajar!!! Jangan lari kau Kancil… Kau akan ku tangkap!” Harimau mengejar si Kancil…

“Kejar aku kalau kau sanggup Harimau Tua jelek!!… Ha..ha..!!” Kancil semakin jauh meninggalkan Harimau yang mengejarnya.

Kancil terus berlari meninggalkan Harimau. Hingga Akhirnya laju larinya terhenti di pinggir sungai yang membelah hutan Surga Satwa. Kedua mata kancil terbelalak, mulutnya monyong seketika.

“Waaahhhh, aku lupa kalau sekarang hujan terus turun, kemarin-kemarin sungai ini kering kerontang, sekarang penuh dengan air, Waduhhh… bagaimana ini??” Kancil mondar-mandir gelisah. Tiba-tiba

“GGGgrrrrggghhh!!!, Wah kebetulan aku sedang lapar ada makanan datang… Hua…ha….” Sebuah benda mirip kayu, tiba-tiba muncul dari dalam sungai, Seekor buaya besar penghuni sungai itu muncul mendekati kancil. Kancil sampai melompat kaget melihat penampakan aneh tersebut.

Kancil semakin bingung, di belakang harimau pasti akan segera tiba, dan sekarang ditambah dengan kehadiran buaya yang tidak mudah ditaklukan. Kancil mencoba tenang, berpikir keras.

“Ehem.. ehem… Wahai Buaya Buruk rupa, buruk muka dan tak ada baiknya…. Ketahuilah bahwa kedatanganku kesini memegang amanah Dewa Penguasa Hutan ini…. Apa berani kau menentang titahnya? Hmmmh….”. Buaya tersentak kaget, amarahnya memuncak mendapat hinaan Kancil, namun begitu mendengar Dewa Penguasa Hutan, buaya memilih menahan amarahnya.

“Hai, Buaya Jelek.. kenapa diam? Takut ya?? Ha…ha… Makanya jangan macam-macam denganku, sekali Aku tunjuk nyawamu akan hilang…. Mau aku tunjuk??!!!”

“Ehhh..Eh… Ampun Kancil, Aku tidak berani…. Aku tidak berani, jangan tunjuk aku Kancil ya…? Anak-anakku masih kecil…” Ujar Buaya memelas.

“HHmmmmhhh… Baiklah, kali ini Kau kuampuni. Tapi awas kalau coba-coba lagi, Kau tak akan kuampuni. Sekarang, laksanakan perintahku!!! waktuku tidak banyak, segera kumpulkan kawan-kawanmu dan berbaris rapi di sisi sungai ini, dari ujung sini, sampai pinggir sungai sana… Aku harus menghitung jumlah kalian sebagai bahan laporan kepada Dewa Penguasa Hutan ini, kalian akan mendapat hadiah…. Cepat!!!”

“BBBbbaa..Baik Kancil, segera aku laksanakan titahmu…. ” Buaya segera meninggalkan Kancil dan memanggil seluruh kawan-kawannya untuk berbaris di sungai yang sedang meluap itu. Tak berapa lama kemudian, seluruh buaya penghuni sungai itu telah berbaris rapi memenuhi sungai itu, ada yang besar, ada yang kecil, ada yang kurus ada juga yang gemuk. Kancil tersenyum geli.

“Kancil, semua buaya telah siap…” Ujar buaya itu tergopoh-gopoh

Kancil berkacak pinggang.

“Dasar buaya bodoh, bisa juga kalian aku kerjain… hi..hi…”

“Bagus, Bagus!! Kau memang bisa aku andalkan, tetap di posisi kalian saat aku menghitung ya!!!, jangan ada yang berani macam-macam atau aku akan mencabut nyawa kalian dengan telunjuk saktiku” Hardik Kancil pada kawanan buaya yang telah berbaris rapi tersebut. Para buaya tersebut hanya terdiam dan takut, karena mengira Kancil memang diutus Dewa Penguasa Hutan Surga Satwa tersebut.

Kancil mulai menyeberangi sungai dengan menginjak-injak tubuh para buaya yang telah berbaris rapi di atas sungai tersebut. Bahkan sesekali Kancil menjitak kepala beberapa buaya itu. “Satu, dua, tiga, empat…!!” Kancil terus menghitung buaya yang berbaris rapi di atas sungai itu hingga sampai ke seberang.

“Wahai, dengarkanlah para buaya bodoh!!!. Aku mengucapkan terima kasih atas pertolongan kalian, sesungguhnya aku telah menipu kalian, lihatlah di seberang sungai itu, ada Harimau yang sedang mengejarku, Aku menipu kalian agar aku bisa menyeberangi sungai ini, Hua,..ha…. Terima kasih ya para buaya Bodoh… Hua..ha…” Kancil tertawa puas dan meninggalkan kawanan buaya yang merasa geram karena ditipu oleh Kancil. Di seberang sungai Harimau menggeram kencang, Harimau merasa kesal melihat buruannya bisa melarikan diri. Untuk kesekian kalinya Kancil telah berhasil selamat dari ancaman bahaya.

sumber dari kompasiana

Cerita Kancil dan Harimau

Cerita Kancil dan Harimau. suatu ketika ,Cuaca siang itu cukup panas membuat Kancil kehausan. Beruntung Kancil menemukan sungai kecil di tepi hutan. Kancil segera meminum air sungai itu.

“Ah…sangat segarnyaaa”, kata Kancil merasa nikmatnya air sungai yang masih jernih itu. Kancil pun lantas berkali-kali meminum air sungai sampai perutnya kembung. Kancil tidak menyadari kalau ada Harimau memperhatikannya dari balik semak belukar sejak dari tadi.

“ada Makanan sedap di depan mata”, batin Harimau sambil bersiap hendak menerjang Kancil. Begitu Kancil tampak lengah, Harimau langsung menerjangnya.

cukup Beruntung, Kancil sempat melihat bayangan Harimau di air sungai sehingga bisa menghindar terjangannya. Hariamau yang tampak kelaparan langsung menyerang Kancil dengan membabi buta. Kancil hanya berusaha menghindar mati-matian. Dalam suatu serangan, Harimau bisa membuat Kancil terdesak pada sebatang pohon. Tapi Kancil berusaha tenang dan tidak panik.

“Tunggu,apa kamu lihat sungai kecil itu”, kata Kancil sambil menujuk sungai kecil, tempatnya minum tadi. Harimau mengangguk.

“Tadi sewaktu aku sedang minum air sungai itu, aku melihat ada Harimau selain kamu”, kata Kancil.

“Kamu pasti bohong”, sahut Harimau tidak percaya.

“Kalau kamu tidak percaya, aku akan tunjukkan kepadamu”, kata Kancil sambil melangkah ke tepi sungai diikuti Harimau. Sampai di tepi sungai,

“Lihat, ada Harimau lain selain kamu kan”, kata Kancil sambil menunjuk bayangan Harimau di tepi sungai. Harimau yang tidak tahu kalau itu bayangannya sendiri merasa marah. Tanpa pikir panjang, Harimau langsung menyerangnya.

Akibatnya, Harimau masuk ke dalam sungai. Beruntung, sungai itu dangkal. Sehingga Harimau bisa menyelamatkan diri kembali ke tepi sungainya. Di tepi sungai, Harimau segera mencari Kancil. Tapi Kancil sudah pergi menjauh dari situ. Harimau tampak kesal dan marah dibohongi Kancil.

“Lain kali, aku tidak mau dibohongi Kancil lagi”, janji Harimau dalam hati.

Pada suatu kesempatan, Harimau yang baru saja menyantap seekor rusa tiba-tiba melihat Kancil sedang berjalan santai di tepi hutan. Harimau membuntutinya. Tahu ada yang membuntutinya, Kancil segera berlari kencang. Tak mau kehilangan jejak Kancil, Harimau segera mengejarnya. Terjadilah kejar mengejar yang seru antara Kancil dengan Harimau.

Tanpa disadari, keduanya sampai di padang tandus nan gersang. Di pucuk-pucuk pohon, banyak burung gagak tampak bergerombol mencari mangsa. Kancil yang menyadari ada banyak burung gagak langsung pura-pura mati. Harimau mendekati Kancil yang sedang berpura-pura mati itu.

“Kamu sedang apa, Cil?”, tanya Harimau.

“Aku pura-pura mati untuk membohongi gerombolan burung gagak yang ada disini”, jawab Kancil pelan.

“Aku tidak akan tertipu lagi oleh ulahmu, Cil”, sahut Harimau yang langsung mengaum sekeras-kerasnya.

si Harimau tidak menyadari kalau aumannya itu mengundang gerombolan burung gagak turun dari pucuk pohon. Rupanya, mereka mencium bau daging rusa dari mulut Harimau. Harimau tampak kaget melihat gerombolan burung gagak mengerubutinya. Harimau bertambah kaget lagi ketika gerombolan burung gagak menyerangnya. Harimau berusaha mati-matian mempertahankan diri. Tapi gerombolan burung gagak itu seakan tidak ada habisnya. Harimau yang sudah kelelahan mempertahankan diri akhirnya menjadi makanan empuk mereka.

Selesai memakan Harimau, gerombolan burung gagak yang kekenyangan langsung pergi meninggalkan padang tandus nan gersang. Mereka melupakan Kancil yang juga berada disitu. Setelah mereka pergi, Kancil yang semula berpura-pura mati segera bangun. Kancil mendekati tubuh Harimau yang terbujur kaku.

“Harimau, maafkan aku”, kata Kancil yang bergegas meninggalkan padang tandus nan gersang itu dengan gontai..