Sunan Giri mempunyai nama lain yaitu Syekh Maulana Ishaq. Beliau merupakan wali yang berasal dari Gujarat yang menetap di Pasai. Pasai ini sekarang lebih dikenal dengan nama Aceh. Syekh Maulana Ishaq ingin membuatkan agama Islam didaerah Jawa Timur. Beliau pun datang menemui Sunan Ampel (Raden Rahmat) untuk meminta pertimbangan. Sunan Ampel masih sepupu dari Syekh Maulana Ishaq. Menurut Sunan Ampel , ia disarankan untuk membuatkan agama Islam di kawasan Blambangan , posisinya di sebelah selatan dari Banyuwangi.
Pada dikala Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) hingga di Blambangan , ternyata disana sedang ada wabah penyakit dan putri raja Blambangan yang berjulukan Dewi Sekardadu pun ikut terkena wabah penyakit tersebut. Wabah penyakit ini sangat mengerikan , alasannya banyak orang yang meninggal. Seluruh penduduk di Blambangan merasa prihatin dan berduka cita atas kejadian tersebut. Akibatnya keseharian yang biasa dilakukan oleh masyarakat menjadi terhenti.
Banyak tabib yang namanya sudah terkenal mencoba menyembuhkan penyakit tersebut , namun tidak berhasil juga. Dengan inisiatif dari permaisuri , maka Prabu Menak Sembuyu baiklah untuk mengadakan sebuah sayembara. Sayembara itu berbunyi “barang siapa yang dapat menyembuhkan putrinya yaitu Dewi Sekardadau maka akan dijadikan menantunya , dan barang siapa yang dapat menghilangkan wabah penyakit di Blambangan , maka akan dijadikan sebagai Bupati atau Raja Muda. sayembara tersebut semakin berkembang luas beritanya. Seiring dengan berkembangnya waktu mulai dari hari , ahad bahkan hingga berbulan-bulan tak seorangpun yang sanggup untuk mengikuti sayembara tersebut.
Keadaan tersebut tentu saja membuat permaisuri merasa sedih , untuk menghiburnya maka Prabu Menak Sembuyu memerintahkan Patih Bajul Sengara untuk berkelana mencari seorang pertapa yang sakti yang mampu menyembuhkan penyakit tersebut.
Patih Bajul Sengasara mulai melaksanakan perjalanan yang didampingi oleh beberapa prajurit yang terpilih. Menurut informasi , biasanya pertapa tinggal di lereng-lereng gunung maupun dipuncaknya , segeralah Patih Bajul Sengasara dan rombongan menuju ke sana. Di dalam perjalannanya Patih Bajul Sengasara bertemu dengan Resi Kandabaya. Resi ini mengetahui eksistensi orang sakti yang berasal dari negeri seberang. Orang yang dimaksud yaitu Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) yang sedang menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Akhirnya Patih Bajul Sengasara dapat menemui Syekh Maulana Ishaq di dalam sebuah goa. Negosiasi pun terjadi , Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) mau untuk menyembuhkan rakyat Blambangan namun dengan syarat yaitu raja dan rakyat Blambangan mau untuk memeluk agama Islam. Kesepakatan pun terjadi dan Syekh Maulana Ishaq segera pergi ke Blambangan. Syekh Maulana Ishaq ini memang hebat di bidang ilmu ketabiban. Dengan ilmu yang dimilikinya dan atas seizin Yang Mahakuasa S.W.T , ia berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu dan berhasil pula menghilangkan wabah penyakit di Blambangan. Keluarga raja pun tidak melupakan janjinya untuk segera memeluk agama Islam. Karena berhasil memenangkan sayembara , ia kemudian dikawinkan dengan Dewi Sekardadu dan diangkat sebagai Adipati yang menguasai sebagian wilayah dari Blambangan.
Rakyat yang memeluk agama Islam semakin hari semakin bertambah , ini yang menjadi penyebab Patih Bajul Sengasara iri pada Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) dan berusaha untuk menghasut Prabu Menak Sembayu. Selain itu , Patih bajul Sengasara belakang layar telah melaksanakan teror kepada pengikut dari Syekh Maulana Ishaq. Dia melaksanakan penculikan terhadap rakyat yang sudah memeluk agama Islam dan dipaksanya untuk kembali keagamaan yang lama. Kejadian ini pun hingga di indera pendengaran Syekh Maulana Ishaq ia memutuskan untuk meninggalkan Blambanga alasannya tidak mau terjadi pertumbahan darah nantinya. Beliau pun memutuskan untuk berkelana ke Pasai yang sekarang di sebut sebagai Aceh dan meninggalkan istri tercintanya yang sedang mengandung 7 bulan.
Pada tengah malam Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) mulai melaksanakan perjalanannya seorang diri dan meninggalkan istri dan juga Blambangan. Keesokan harinya Patih Bajul Sengasara beserta rombongan berhasil masuk wilayah kadipaten dan mengacak-acaknya , namun ia tak berhasil menemukan Syekh Maulana Ishaq , alasannya ia telah pergi. Dua bulan kemudian Dewi Sekardadu melahirkan seorang putra yang elok rupanya dan bercahaya. Setelah usia bayi menginjak 40 hari , Patih Bajul Sengasara berusaha untuk menghasut Prabu Menak Sembayu semoga membunuh cucunya tersebut. Karena tidak tega , maka belakang layar sang prabu mengahanyutkan cucunya yang di masukan peti ke lautan.
Akhirnya bayi tersebut di temukan oleh Nyai Ageng Pinatih dan diasuhnya serta diberi nama Joko Samodra , setelah cukup umur Joko Samodra dimasukkan ke pesantren yang dipimpin oleh Sunan Ampel di Surabaya. Tak berapa lama Sunan Ampel mengetahui jikalau Joko Samudro merupakan anak dari Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq). Sunan Ampel lalu mengganti nama Joko Samodra menjadi Raden Paku. Saat usia 16 tahun ia Sunan Ampel memerintahkan Raden Paku untuk mencar ilmu dan menambah pengalaman ke Pasai serta bertujuan untuk menyatukan Raden Paku dengan Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq).
Sunan Giri dikenal sebagai pencipta lagu permainan anak dan juga pencipta lagu Gending Asmaradhana dan Pucung. Lagu tersebut syarat akan nuansa Islaminya.
Sunan Giri Syekh Maulana Ishaq |
Banyak tabib yang namanya sudah terkenal mencoba menyembuhkan penyakit tersebut , namun tidak berhasil juga. Dengan inisiatif dari permaisuri , maka Prabu Menak Sembuyu baiklah untuk mengadakan sebuah sayembara. Sayembara itu berbunyi “barang siapa yang dapat menyembuhkan putrinya yaitu Dewi Sekardadau maka akan dijadikan menantunya , dan barang siapa yang dapat menghilangkan wabah penyakit di Blambangan , maka akan dijadikan sebagai Bupati atau Raja Muda. sayembara tersebut semakin berkembang luas beritanya. Seiring dengan berkembangnya waktu mulai dari hari , ahad bahkan hingga berbulan-bulan tak seorangpun yang sanggup untuk mengikuti sayembara tersebut.
Keadaan tersebut tentu saja membuat permaisuri merasa sedih , untuk menghiburnya maka Prabu Menak Sembuyu memerintahkan Patih Bajul Sengara untuk berkelana mencari seorang pertapa yang sakti yang mampu menyembuhkan penyakit tersebut.
Patih Bajul Sengasara mulai melaksanakan perjalanan yang didampingi oleh beberapa prajurit yang terpilih. Menurut informasi , biasanya pertapa tinggal di lereng-lereng gunung maupun dipuncaknya , segeralah Patih Bajul Sengasara dan rombongan menuju ke sana. Di dalam perjalannanya Patih Bajul Sengasara bertemu dengan Resi Kandabaya. Resi ini mengetahui eksistensi orang sakti yang berasal dari negeri seberang. Orang yang dimaksud yaitu Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) yang sedang menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Akhirnya Patih Bajul Sengasara dapat menemui Syekh Maulana Ishaq di dalam sebuah goa. Negosiasi pun terjadi , Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) mau untuk menyembuhkan rakyat Blambangan namun dengan syarat yaitu raja dan rakyat Blambangan mau untuk memeluk agama Islam. Kesepakatan pun terjadi dan Syekh Maulana Ishaq segera pergi ke Blambangan. Syekh Maulana Ishaq ini memang hebat di bidang ilmu ketabiban. Dengan ilmu yang dimilikinya dan atas seizin Yang Mahakuasa S.W.T , ia berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu dan berhasil pula menghilangkan wabah penyakit di Blambangan. Keluarga raja pun tidak melupakan janjinya untuk segera memeluk agama Islam. Karena berhasil memenangkan sayembara , ia kemudian dikawinkan dengan Dewi Sekardadu dan diangkat sebagai Adipati yang menguasai sebagian wilayah dari Blambangan.
Rakyat yang memeluk agama Islam semakin hari semakin bertambah , ini yang menjadi penyebab Patih Bajul Sengasara iri pada Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) dan berusaha untuk menghasut Prabu Menak Sembayu. Selain itu , Patih bajul Sengasara belakang layar telah melaksanakan teror kepada pengikut dari Syekh Maulana Ishaq. Dia melaksanakan penculikan terhadap rakyat yang sudah memeluk agama Islam dan dipaksanya untuk kembali keagamaan yang lama. Kejadian ini pun hingga di indera pendengaran Syekh Maulana Ishaq ia memutuskan untuk meninggalkan Blambanga alasannya tidak mau terjadi pertumbahan darah nantinya. Beliau pun memutuskan untuk berkelana ke Pasai yang sekarang di sebut sebagai Aceh dan meninggalkan istri tercintanya yang sedang mengandung 7 bulan.
Pada tengah malam Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq) mulai melaksanakan perjalanannya seorang diri dan meninggalkan istri dan juga Blambangan. Keesokan harinya Patih Bajul Sengasara beserta rombongan berhasil masuk wilayah kadipaten dan mengacak-acaknya , namun ia tak berhasil menemukan Syekh Maulana Ishaq , alasannya ia telah pergi. Dua bulan kemudian Dewi Sekardadu melahirkan seorang putra yang elok rupanya dan bercahaya. Setelah usia bayi menginjak 40 hari , Patih Bajul Sengasara berusaha untuk menghasut Prabu Menak Sembayu semoga membunuh cucunya tersebut. Karena tidak tega , maka belakang layar sang prabu mengahanyutkan cucunya yang di masukan peti ke lautan.
Akhirnya bayi tersebut di temukan oleh Nyai Ageng Pinatih dan diasuhnya serta diberi nama Joko Samodra , setelah cukup umur Joko Samodra dimasukkan ke pesantren yang dipimpin oleh Sunan Ampel di Surabaya. Tak berapa lama Sunan Ampel mengetahui jikalau Joko Samudro merupakan anak dari Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq). Sunan Ampel lalu mengganti nama Joko Samodra menjadi Raden Paku. Saat usia 16 tahun ia Sunan Ampel memerintahkan Raden Paku untuk mencar ilmu dan menambah pengalaman ke Pasai serta bertujuan untuk menyatukan Raden Paku dengan Sunan Giri (Syekh Maulanan Ishaq).
Sunan Giri dikenal sebagai pencipta lagu permainan anak dan juga pencipta lagu Gending Asmaradhana dan Pucung. Lagu tersebut syarat akan nuansa Islaminya.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)