Home » » DONGENG SEMUT dan BELALANG yang MALAS | Dongeng anak Terbaru

DONGENG SEMUT dan BELALANG yang MALAS | Dongeng anak Terbaru

semut rajin dan belalang malas
Semut dan belalang
DongengSemut dan Belalang yang MalasDi sebuah tepi hutan yang lebat , tinggalah sekelompok koloni semut. Mereka bekerja keras siang dan malam dengan rajin dan tanpa kenal lelah. Saling menolong dan bergantian satu sama lain , itu semua mereka lakukan demi kesejahteraan kelompok mereka. Di tepi hutan itu juga tingal banyak sekali serangga lainya. Mereka juga bekerja dengan giat sebagai mana pekerjaan masing-masing.

Ada si Ring-ring laba-laba yang berfrovesi sebagai penenun. Dia menenun banyak sekali kain sutera yang bagus dengan jaringnya untuk di jual dan dapat di gunakan sebagai mantel oleh paraserangga lain. Lalu ada si Mada si kaki seribu , ia bekerja mengantar para serangga ke tempat tujuan mereka dengan cepat.
Lalu ada juga Lola si lalat , ia bekerja sebagai tukang sampah , membersihkan sampah-sampah biar daerah itu tetap bersih. Dan masih banyak lagi serangga-serangga lain dengan pekerjaan yang beragam. Tapi ada satu serangga yang sangat malas. Dia yakni si Kiko belalang. Dia memiliki ke inginan dan impian yang tinggi. Tapi ia hanya suka berhayal dan bermimpi tanpa mau bekerja keras.

Dia sangat yakin akan kemampuanya , dan yakin akan berhasil. Sehingga pekerjaanya sehari-hari hanya berhayal dan mencoba menulis lirik-lirik lagu dan music dengan biolanya. Tentu saja alasannya yakni ia bercita-cita menjadi seekor belalang pemusik yang terkenal. Tapi terkadang , iman yang ia miliki tak di imbangi dengan bakat yang cukup dan tak mau mendapatkan masukan dari orang lain. Dia merasa tak ada orang lain yang lebih tau akan music atau masa depanya , sehingga ia tak pernah mau mendapatkan nasehat dari orang lain.

Waktupun terus berlalu dan ekspresi dominan terus berganti. Tak terasa ekspresi dominan gugur telah hamper usai dan mendekati ekspresi dominan dingin. Para semut dan binatang lain tengah giat bekerja keras untuk menyiapkan makanan sebagai persiapan di ekspresi dominan dingin. Tak terkecuali para semut. Para semut memang terkenal serangga yang paling rajin. Meski pekerjaan mereka hanya sebagai pengangku barang , mereka sangat giat bekerja dan selalu saling tolong menolong. Sedangkan si Kiko belalang masih saja asik dengan biolanya tanpa satu lagupun yang dapat ia ciptakan.

“Hai Kiko belalang , apakah kau tidak bekerja untuk persiapan di ekspresi dominan dingin?’. Tanya seekor semut pada suatu hari.
“Apa yang kau tahu? Kau itu tak sepintar aku. Aku ini yakni serangga yang memiliki bakat dan di takdirkan sebagai musisi besar. Tak menyerupai semut menyerupai mu yang di takdirkan sebagai kuli dan orang kecil. Dasar tak berguna.. hahaha”. Kata Kiko belalang dengan sombongnya.
“Tapi tanpa persiapan , kau akan kesulitan menghadapi ekspresi dominan dingin. Musim cuek sebentar lagi dating. Jika kau kurang persiapan , kau bisa kelaparan dfan bias mati. Aku hanya mencoba untuk menasehati mu kawan”. Kata semut itu dengan sabar.

“Jangan kau panggil saya dengan sebutan kawan , alasannya yakni saya tak sudi berkawan dengan kasta rendah menyerupai mu. Dan calon orang besar menyerupai ku , juga tak butuh nasehat dari semut menyerupai mu. Sekarang pergi kau..!! Kau mengganggu konsentrasi ku dalam menciptakan lagu”. Dengan nada bernafsu si Kiko belalang mengusir semut yang baik hati itu.
Semut itupun kemudian meninggalkan si Kiko belalang dengan hati yang sangat kecewa. Nasehat baiknya sama sekali tak di anggap. Malah di caci dan di hina dengan semena-mena. Hingga semut itupun merasa sakit hati.

Ahirnya ekspresi dominan cuek tiba. Para serangga dan hewan-hewan lain tengah berhenti dari pekerjaanya dan tinggal di rumah mereka dengan nyaman. Dengan perbekalan yang cukup , mereka tak hawatir lagi dalam melalui ekspresi dominan cuek yang cukup panjang. Tapi nasib sebaliknya di alami oleh si belalang. Dia kelaparan dan mengemis makanan dari satu tempat ke tempat lain untuk bertahan hidup. Dia juga tak memiliki tempat tinggal sehingga ia harus tidur di sembarang tempat dan melawan hawa cuek yang menusuk tulang.

Hingga pada suatu hari , sampailah ia di rumah si semut yang dulu ia hina dan ia ejek.
“Hai semut sobat ku , saya kelaparan. Maukah kau membuatkan sedikit makanan untuk ku?”. Kata si belalang memelas.
“Ma’af , saya tak punya sobat seorang pengemis menyerupai mu. Makanan ku hanya cukup untuk keluarga ku sendiri. Memang makanan mu di mana kok hingga kau mengemis?”. Tanya si semut. Sebenarnya ia mengenali belalang itu. Tapin alasannya yakni rasa sakit hatinya , ia hirau dan akal-akalan tak mengenalnya.

“Ma’af sobat ku.. selama ekspresi dominan cuek dan ekspresi dominan gugur , saya sibuk menulis lagu. Sehingga saya tak sempat mencari bekal makanan”. Jawab si Kiko belalang.
“Apa kau sudah bias menulis lagu mu?”. Tanya si semut lagi.
“Aku sudah menghasilkan sebuah lagu..”. jawab si belalang dengan tersenyum dan sedikit bangga.
“Nah , jika begitu.. waktunya sekarang kau memainkan lagu ciptaan mu dan menari-nari dengan riang. Semoga saja lagu itu bisa membuat mu kenyang”. Kata si semut sambil menutup pintu rumahnya.

Si Kiko belalang hanya dapat bangkit tertegun di depan pintu. Dia menyesal dengan segala perbuatan dan sifat buruknya di masa lalu. Dia sangat menyesal dulu ia sangat besar kepala , sombong , dan suka merendahkan orang lain. Kini giliran baginya untuk di rendahkan oleh orang yang dulu pernah ia hina. Tapi ia sadar , penyesalan kemudian tiada berguna. Dan mulai ketika itu , si Kiko belalang berguru banyak hal. Dan ia berjanji akan berusaha menjadi lebih baik dan memperbaiki sifat-sifat buruknya.

TAMAT

Story by: Muhammad Rifai

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)