Cerita si Lima Lebah

Cerita si Lima Lebah . cerita lebah atau Tawon ini diceritakan Oleh : Wening Sekar Satiti Pada suatu ketika, hiduplah seekor tawon bernama Awon. si Awon tinggal bersama empat sahabatnya; Nana, Misi, Iwon, dan Nesti. dari Kelima tawon ini membangun sarang di daun mangga di kebun pak Andi.

Pada suatu pagi yang cerah, Iwon yang badannya besar berencana melakukan perjalanan mengelilingi desa tempat tinggal pak Andi. Gagasan inipun disambut baik oleh Awon, Nana, Misi, dan Nesti. Pagi itu, mereka sibuk membekali diri dengan nektar. Nektar mereka akan cukup untuk perjalanan sampai sore nanti.
Mereka terbang ke barat. Mereka membelakangi matahari yang baru terbit agar tidak terkena silau mentari pagi.“Ini perjalanan yang tepat di hari yang tepat.”kata Iwon dengan bersemangat.“Ini menyenangkan. Kita punya cukup nektar untuk dibawa dan masih ada banyak nektar untuk esok.”sambung Nesti dengan semangat tinggi.“Kita melakukan perjalanan dan tak perlu mengkhawatirkan hari esok. Aku akan terus mengingat kebahagiaan ini.”lanjut Misi dengan wajah cerah.
Tetapi, di antara mereka yang bersemangat itu, terlihat juga wajah cemas Nana dan wajah masam Awon.
“Kalian berdua kenapa? Apa nektar yang kalian bawa kurang?”tanya Iwon yang menyadari ketidakbahagiaan kedua temannya itu.“Aku merasa cemas. Aku tidak tahu kenapa. Haruskah kita melakukan perjalanan ini?”Nana yang lembut tak pernah secemas ini sebelumnya.
“Aku hanya bosan sekali.”jawab Awon,”Tak perlu ada yang dicemaskan, Nana. Perjalanan ini membosankan, itu saja. Seharusnya kita terbang melewati jalan itu agar sampai di kebun bunga pak Wawan.”dengan santai Awon menunjuk kebun bunga pak Wawan di seberang jalan besar.
“Kita semua tahu kalau itu terlalu berbahaya, Awon.”jawab Iwon.

Jalan yang dimaksud Awon adalah jalan besar yang sangat ramai. Manusia banyak berlalu lalang di jalan itu menunggang kendaraan mereka yang mengeluarkan asap bau. Asap itulah yang berbahaya untuk penerbangan mereka. akan Tapi sepertinya itu bukan ancaman besar bagi Awon. Tanpa disadari teman-temannya yang terbang mendahuluinya, Awon berbelok. Ia terbang melintasi jalan itu untuk pergi ke kebun bunga pak Wawan. Awon terbang dengan berhati-hati. Sebelum menyeberang, ia terbang tinggi sampai ia dapat melihat manusia di bawahnya. Lalu ia terbang dengan santai melintasi jalan besar itu. Dan dia berhasil. Dia sampai di seberang dengan selamat. Lalu ia berteriak pada teman-temannya.
“Hei, lihat! Aku berhasil selamat kawan.”teriak Awon pada teman-temannya.
Saat teman-temannya mendengar teriakan Awon, mereka berhenti terbang lalu melihat ke seberang.
Ternyata Awon salah menempatkan diri. Seharusnya ia berhenti cukup jauh dari pinggir jalan besar itu.
Karena kesalahan itu, ia mengalami nasib buruk. Dari arah kananya, datang manusia berhelm yang mengendarai kendaraan berasap bau. Manusia itu menabrak Awon. Awon yang terkejut sontak mengeluarkan sengat di bokongnya dan menancapkannya pada si manusia. Tapi yang tersengat bukanlah tubuh manusia itu, melainkan helmnya yang keras. Dia salah mendaratkan sengatannya. Badannya patah menjadi dua. Dia terhuyung setengah sadar merasakan kesakitan itu, lalu jatuh berdebum di tanah. Awon tak tertolong.

Teman-temannya menyaksikan kejadian itu dengan haru. Mereka turut sedih atas apa yang menimpa Awon, tapi mereka tak berani terbang ke tempat Awon.“Itulah yang kutakutkan, teman-teman. Itu.”kata Iwon menyesali nasib Awon.“Seharusnya dia tahu apa yang akan terjadi jika menyeberangi jalan itu.”Nesti yang bijak tak dapat menyembunyikan penyesalannya.“Mungkin inilah kenapa aku merasa cemas.”kata Nana saat tiba-tiba kecemasannya hilang.

Koleksi kartun lebah

halo teman-teman, kali ini aku mempunyai koleksi kartun lebah lho. pasti teman-teman banyak yang suka dengan hewan yang satu ini. hewan hebat dengan sengatan yang mematikan. kalau tidak diganggu si lebah pasti tidak akan menyengat lho. dibawah ini koleksi kartun lebah yang lucu dan imut-imut kesukaanku.















Semoga teman teman menyukainya ya. sampai jmpa besok dengan kartun kartun yang lain ya.

Kisah lebah baik dan elang sombong

Kisah lebah baik dan elang sombong. Di sebuah hutan, hidup berbagai hewan. Mereka tinggal sebagaimana layaknya siklus kehidupan. Ada yang saling menolong, ada yang saling memangsa. Semua dilakukan karena itulah pola kehidupan, sehingga kehidupan terus bergulir dan menciptakan keharmonisan.

maka Tinggallah sekelompok lebah di sebuah pohon tua. Lebah terkenal sebagai makhluk yang giat bekerja. Mereka membentuk koloni-koloni untuk mengumpulkan serbuk bunga dan menjadikannya jelly dan madu untuk menghidupi sang ratu dan cadangan makanan bagi bayi-bayi lebah.

si Lebah mengenal sistem, ratu, pejantan dan pekerja dengan tugas yang berbeda. Para lebah pekerja menjadi pasukan pencari serbuk bunga tidak pernah lelah bekerja. Mereka mencari bunga-bunga di berbagai pelosok hutan. Hingga pada suatu waktu, seekor lebah pekerja bertemu dengan seekor burung elang yang sedang mencari makan untuk anak-anaknya yang baru menetas.“Hai lebah kecil, sedang apa kau di pinggir hutan?” tanya sang elang.“Aku sedang mencari serbuk bunga dan menghisap madu, persediaan madu kami hampir habis,” ujar sang lebah pekerja.

Sang elang terbahak-bahak dengan suara sombong, “Sudahlah, kenapa harus capek-capek bekerja dengan tubuhmu yang kecil itu. Apa kau tidak sayang dengan tubuhmu? Kalian para lebah tidak seperti kami. Elang adalah makhluk yang kuat dan tangguh walaupun hidup seorang diri,”

Mendengar hal itu, sang lebah pekerja tersenyum, “Justru karena tubuh kami kecil, kami harus hidup bersama lebah yang lain untuk saling bekerja sama. Kami jadi mengerti arti sebuah kerja sama, dan kami bersyukur,”Sang elang tidak mau kalah, “Lalu kenapa kamu mau menjadi lebah pekerja? Kenapa kamu tidak hidup sendiri saja. Ratumu pasti malas dan hanya diam di sarang, disuapi setiap saat oleh lebah pekerja, bukankah itu tidak adil? Kami para elang selalu mandiri dan mencari makan untuk diri kami sendiri, tidak pernah menyusahkan elang lain,”

Sang lebah kembali tersenyum, “Kami para lebah pekerja tidak pernah merasa kesusahan atau dimanfaatkan. Kami ikhlas bekerja untuk ratu kami dan para pejantan. Mungkin mereka terlihat malas, tetapi tanggung jawab untuk meneruskan keturunan para lebah ada di tangan mereka, itu adalah tanggung jawab yang berat,” ujar sang lebah bijaksana. “Kami percaya bahwa Tuhan itu adil, dia menciptakan kami dengan sistem seperti ini pasti ada manfaatnya. Dan Tuhan menciptakan elang yang mandiri juga pasti ada manfaatnya. Benar kan?”Sang elang hanya mengangguk dan menyadari betapa bijak sang lebah.

Karena matahari sudah makin tinggi, sang lebah berpamitan agar bisa kembali bekerja dan mendapatkan serbuk bunga untuk di bawa ke sarangnya.

Kisah semut dan si lebah

Kisah semut dan si lebah. pada Dahulu pada zaman Nabi Sulaiman, hidup banyak sekali lebah. Salah satu di antaranya adalah Dodo. Dodo adalah anak lebah yang telah ditinggal mati ibunya. Waktu itu ibunya meninggal digigit kalajengking. Kini ia hidup sebatang kara. Oleh karena itulah ia memutuskan untuk hidup mengembara. Hingga akhirnya ia tiba di gurun pasir yang luas. Di tengah gurun itu Dodo merasa haus dan lapar.



“dan Aku harus segera mencari makan dan air, tapi aku harus mencari di mana?” pikir Dodo. Tetapi Dodo tidak mau menyerah. Ia bersikeras mencari makanan dan air. Setelah cukup lama terbang, dari kejauhan Dodo melihat air dan makanan. Namun setelah mendekat, ternyata yang dilihatnya hanyalah hamparan pasir yang luas. Maka dengan kekecewaan, Dodo kembali terbang menyelusuri gurun. Tidak berapa lama kemudian ia bertemu dengan seekor semut yang sedang kesusahan membawa telurnya. Dodo pun mendekati semut itu.
“Hai, si semut. Siapakah namamu?”“Namaku Didi. Namamu siapa?”“Aku Dodo. Kamu mau jadi sahabatku?” Didi mengangguk senang.“Baguslah! Kalau begitu mari kita mencari air dan makanan bersama?” Didi kembali mengangguk.
Mereka bergegas pergi untuk mencari makanan. Setelah cukup lama menyusuri gurun, mereka menemukan sebuah mata air yang berair bersih dan segar. Di samping mata air itu terdapat sebatang pohon kurma yang berbuah lebat dan sangat manis. Didi dan Dodo sangat gembira. Mereka segera minum dan makan sepuasnya.
Setelah mereka benar-benar kenyang, mereka segera mencari tempat tinggal. Dua hari kemudian mereka menemukan tempat tinggal yang menurut mereka tepat. Yaitu di sebuah padang rumput yang luas. Mereka tidak akan kekurangan makanan karena di tepi padang rumput itu terdapat banyak pohon buah-buahan dan sebuah mata air yang sangat bersih. Didi dan Dodo hidup dengan rukun. Semakin hari persahabatan mereka semakin erat. Mereka pun hidup dengan aman, tenteram dan bahagia.