Cerita dongeng anak katak hijau yang suka melawan kepada ibunya, dan ia pun menyesal di kemudian hari.
Pada jaman dahulu, diceritakan di sebuah bak yang lumayan luas tingal seekor anak katak hijau bersama ibunya. Sianak katak itu sangat pembangkang sekali dan Ia tidak pernah menuruti kata kata dari ibunya. Jika Ibunya menyuruh ia untuk ke gunung, Ia malah pergi ke laut. Jika ibunya menyuruh pergi ke arah timur, ia malah pergi ke arah barat. Pokok nya apa pun yang di perintahkan ibunya, ia malah melakukannya dengan sebalikany.
Dongeng Lainnya:
Si ibu katak berfikir, "Apa yang harus saya perbuat kepada anak ini. Mengapa beliau tidak menyerupai anak anak yang lainnya, yang selalu menuruti apa kata orang bau tanah mereka."
Pada suatu hari si ibu katak hijau itu berkata, "Anakku, jangan kau pergi keluar rumah, karena di luar sedang turun hujan sangat deras. Kau mampu hanyut terbawa arus."
Belum juga selesai ibunya berbicara, si anak katak itu sudah melompat keluar rumah dan sambil tertawa riang. "Horeee... Banjir... saya mampu bermain dengan sepuasnya...!"
Tak henti henti nya si ibu menasehati bahkan hingga setiap hari si ibu menasehatinya. Akan tetapi kelakuan anaknya malah semakin parah saja kenakalannya. Melihat kelakuan anaknya yang semakin nakal, membuat keseharian si ibu menjadi murung dan duka dan kesudahannya si ibu katak pun jatuh sakit. Semakin hari sakitnya kian parah saja.
Hinga suatu hari ketika si ibu merasa tubuhnya semakin melemah, si ibu pun memanggil anaknya. "Anak ku, saya rasa hidup ibumu ini tidak akan lama lagi. Tolong dengar anak ku, bila ibu mu ini mati, jangan kau kuburkan saya diatas gunung, kubur kan lah saya di pingir sungai."
Sebenarnya maksud si ibu ingin dikuburkan di atas gunung, akan tetapi karena anak nya selalu melaksanakan sebaliknya, Si ibu pun berpesan kepada anak nya sebaliknya.
Singkat cerita kesudahannya Ibu katak pun meninggal, anak katak itu menangis dan terus menangis dan menyesali semua kelakuan nya. "Oh ibu ku yang malang , mengapa saya tidak pernah mau mendengarkan kata kata mu. Sekarang engkau telah tiada, saya sudah membunuh nya."
Dongeng Lainnya:
Si anak katak itu pun teringat pesan terakhir dari Ibunya. "Aku selalu saja melaksanakan apa pun yang dilarang oleh ibu ku. Dan sekarang untuk menebus semua kesalahan ku, saya akan melaksanakan pesan mu yang terakhir itu dengan se baik baiknya."
Sianak katak pun kemudian menguburkan ibunya di tepi Sungai. Pada beberapa ahad kemudian hujan turun dengan sangat lebatnya, membuat air sungai di mana anak katak itu menguburkan ibunya meluap. Si anak katak begitu khawatir dengan keadaan kuburan ibunya akan tersapu oleh air sungai yang meluap. Dan final nya ia pun memutuskan untuk pergi ke daerah ibunya di kubur dan mengawasi nya.
Sambil mengawasi kuburan ibunya ia selalu memohon dan menangis di tengah tengah hujan yang lebat itu. "Kwooong... kwooong... kwonggg, Wahai sungai jangan bawa ibu ku pergi....!"
Hingga ketika ini katak hijau akan selalu pergi kesungai dan menangis setiap hujan lebat datang. Sejak itu lah kita selslu mendengar katak hijau menagis setiap kali turun hujan lebat.
Pada jaman dahulu, diceritakan di sebuah bak yang lumayan luas tingal seekor anak katak hijau bersama ibunya. Sianak katak itu sangat pembangkang sekali dan Ia tidak pernah menuruti kata kata dari ibunya. Jika Ibunya menyuruh ia untuk ke gunung, Ia malah pergi ke laut. Jika ibunya menyuruh pergi ke arah timur, ia malah pergi ke arah barat. Pokok nya apa pun yang di perintahkan ibunya, ia malah melakukannya dengan sebalikany.
Dongeng asal seruan katak |
Dongeng Lainnya:
Si ibu katak berfikir, "Apa yang harus saya perbuat kepada anak ini. Mengapa beliau tidak menyerupai anak anak yang lainnya, yang selalu menuruti apa kata orang bau tanah mereka."
Pada suatu hari si ibu katak hijau itu berkata, "Anakku, jangan kau pergi keluar rumah, karena di luar sedang turun hujan sangat deras. Kau mampu hanyut terbawa arus."
Belum juga selesai ibunya berbicara, si anak katak itu sudah melompat keluar rumah dan sambil tertawa riang. "Horeee... Banjir... saya mampu bermain dengan sepuasnya...!"
Tak henti henti nya si ibu menasehati bahkan hingga setiap hari si ibu menasehatinya. Akan tetapi kelakuan anaknya malah semakin parah saja kenakalannya. Melihat kelakuan anaknya yang semakin nakal, membuat keseharian si ibu menjadi murung dan duka dan kesudahannya si ibu katak pun jatuh sakit. Semakin hari sakitnya kian parah saja.
Hinga suatu hari ketika si ibu merasa tubuhnya semakin melemah, si ibu pun memanggil anaknya. "Anak ku, saya rasa hidup ibumu ini tidak akan lama lagi. Tolong dengar anak ku, bila ibu mu ini mati, jangan kau kuburkan saya diatas gunung, kubur kan lah saya di pingir sungai."
Sebenarnya maksud si ibu ingin dikuburkan di atas gunung, akan tetapi karena anak nya selalu melaksanakan sebaliknya, Si ibu pun berpesan kepada anak nya sebaliknya.
Singkat cerita kesudahannya Ibu katak pun meninggal, anak katak itu menangis dan terus menangis dan menyesali semua kelakuan nya. "Oh ibu ku yang malang , mengapa saya tidak pernah mau mendengarkan kata kata mu. Sekarang engkau telah tiada, saya sudah membunuh nya."
Dongeng Lainnya:
Si anak katak itu pun teringat pesan terakhir dari Ibunya. "Aku selalu saja melaksanakan apa pun yang dilarang oleh ibu ku. Dan sekarang untuk menebus semua kesalahan ku, saya akan melaksanakan pesan mu yang terakhir itu dengan se baik baiknya."
Sianak katak pun kemudian menguburkan ibunya di tepi Sungai. Pada beberapa ahad kemudian hujan turun dengan sangat lebatnya, membuat air sungai di mana anak katak itu menguburkan ibunya meluap. Si anak katak begitu khawatir dengan keadaan kuburan ibunya akan tersapu oleh air sungai yang meluap. Dan final nya ia pun memutuskan untuk pergi ke daerah ibunya di kubur dan mengawasi nya.
Sambil mengawasi kuburan ibunya ia selalu memohon dan menangis di tengah tengah hujan yang lebat itu. "Kwooong... kwooong... kwonggg, Wahai sungai jangan bawa ibu ku pergi....!"
Hingga ketika ini katak hijau akan selalu pergi kesungai dan menangis setiap hujan lebat datang. Sejak itu lah kita selslu mendengar katak hijau menagis setiap kali turun hujan lebat.
Tag:
Dongeng anak, dongeng asal usul, cerpen asal usul, dongeng anak, dongeng anak bergambar, dongeng lucu, dongeng asal mula, dongeng,
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)