Home » » Dongeng Si Lancang Kuning Cerita Rakyat dari Kampar Riau

Dongeng Si Lancang Kuning Cerita Rakyat dari Kampar Riau

dongeng si lancang dongeng rakyat riau
Cerita si lancang ©AdiCita
Zaman dahulu kala di daerah kampar yang kini disebut Riau , hiduplah seorang janda miskin bersama seorang anaknya yang berjulukan si Lancing kuning. Dongeng si lancang sebagai berikut , kehidupan mereka cukup susah sebab hanya bekerja sebagai buruh tani , sehingga sering kekurangan.

Hal tersebut membuat si Lancang bercita-cita ingin menjadi orang kaya saat besar nanti. Waktupun berlalu , kini si Lancang sudah mulai tumbuh dan menjadi seorang cowok belasan tahun. Dia meminta izin pada ibunya untuk pergi merantau , mencari kehidupan yang lebih layak. Dengan berat hati , ibunya meleps kepergian si lancang.

Akhirnya si lancing pergi ke negeri seberang dengan menumpang kapal para pedagang. Di negeri seberang , si lancing bekerja serabutan. Dia sangat rajin hingga saudagar yang menjadi tuanya sangat simpati padanya. Lambat laun , kesannya si Lancang di nikahkan dengan salah seorang puteri saudagar itu. Tentu saja hal tersebut membuat derajat dan kehidupan si lancing menjadi terangkat. Kini si lancing sudah masuk dalam kategori orang kaya.

Usaha mertuanya kini beliau yang menjalankan. Karena kerajinan dan keuletanya , perjuangan perdagangan yang dikelolanya kini berkembang pesat. Dan saat mertuanya meninggal , dialah yang mewarisi sebagaian besar harta itu. Bertahun-tahun berlalu , kini si lancing menjadi suadagar yang cukup dikenal yang memiliki banyak kapal. Dia memiliki 7 orang isteri yang cantik-cantik. Hartanya melimpah , dan memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat.

Ternyata , harta dan kedudukan yang dimiliki membuat si Lancang lupa pada ibunya yang menungu di kampong halaman. Dia sudah lupa asal usulnya , beliau sudah lupa bahwa beliau masih memiliki seorang ibu yang hidup terlunta-lunta dan miskin. Hingga pada suatu hari saat beliau berlayar bersama 7 isterinya , kapal yang beliau tumpangi singgah di daerah Kampar , yang tak lain yakni kampung halamanya. Banyak sekali penduduk yang dating untuk melihat kapal-kapal megah yang singgah di dermaga , tak terkecuali ibu si Lancang.

Melihat si lancing yang bangun di geladak kapal , ibunya menjadi sangat gembira. Karena kini impian si lancing menjadi orang kaya sudah terkabul. Dan beliau menduga si Lancang pulang untuk menemuinya. Langsung saja beliau berlari naik ke geladak kapal dan eksklusif memeluk si Lancang. Si Lancang yang terkejut eksklusif menghempaskan wanita renta itu , namun beliau tambah kaget saat beliau sadar bahwa wanita dengan pakaian compang-camping yang gres saja beliau hempaskan yakni ibunya.

Karena aib pada 7 isterinya kalau hingga tahu itu yakni ibunya , beliau eksklusif menyuruh kelasi kapal untuk menyeret wanita renta itu keluar dari kapalnya. “ Kelasi.. bawa wanita renta ini pergi.. Aku tak mau kapal mewah ku dikotori oleh pengemis.. Aku tak kenal pengemis hina menyerupai dia”. Kata si Lancang. Mdndapat perlakuan buruk dari anak semata wayangnya , membuat wanita renta itu sakit hati. Sesampainya di rumah , beliau mengambil Pusakanya yang berupa sebuah nyiur dan lesung penumbuk padi. Dia berdoa kepada yang maha kuasa , biar mau menghukum anak durhaka itu sambil memutar-mutar pusaka milinya. Do’anya terkabul. Tiba-tiba langit menjadi gelap , hujan lebat disertai topan turun. Petir dan Guntur saling bersautan. Kapal-kapal si Lancang diterjang topan hingga terbang berhamburan.

Muatan kapal yang berupa kan sutera melayang-layang dan jatuh di daerah yang kini disebut Negeri Lipat Kain. Gongnya terbang dan terlempar di daerah Kampar Kanan dan jatuh disebuah sungai yang kini dinamakan Sungai Gong. Tembikarnya terbang dan jatuh di daerah yang kini berjulukan Pasubilah. Dan tiang bendera kapal terbang dan jatuh disebuah danau , yang hingga kini ceritanya dinamakan Danau si Lancang.

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)