Home » , , » Cerita Anak Dan Ayah Yang Mengharukan - Cerita anak Islami

Cerita Anak Dan Ayah Yang Mengharukan - Cerita anak Islami

Cerita Anak Dan Ayah Yang Mengharukan. Ada seorang anak dan seorang ayah yang sehari-hari pekerjaannya memunguti sampah dari pasar yang kemudian di jual ke sebuah lapak yang jaraknya berdekatan dengan lokasi pasar. Suatu pagi sang ayah menyerupai biasanya berdiri lebih dulu pukul 3 pagi untuk bergegas shalat Tahajjud. Sang ayah yaitu seorang muslim yang taat, Walau penghasilannya tidak seberapa, namun sang ayah sangat rajin sekali bederma setiap pagi nya.

Sebelum sang ayah berangkat untuk memunguti sampah atau barang bekas yang bisa dijual kembali ke lapak, Si ayah masih sempat menunjukkan nasi bungkus yang sengaja ia belikan dan diberikan sebagai sedekah kepada kawan-kawan pemulungnya yang lain.

Walau hidup serba kekurangan, namun jiwa kedermawanan si ayah untuk menyedekahkan sebagian kecil dari harta yang mereka miliki, menyebabkan anaknya ingin menjiplak apa yang ayahnya perbuat. Si anak dengan rajin pula membantu orang-orang yang punya toko di pasar untuk membersihkan atau sekedar merapihkan toko mereka sebelum mereka buka toko di pagi hari. Setelah itu si anak pribadi berangkat ke sekolah.

Dari uang yang ia peroleh dari hasil membersihkan toko, atau mengangkut barang, si anak juga rajin menyisihkan uangnya untuk ia tabung demi sekolahnya dan ia sisihkan juga untuk bederma kepada orang-orang yang tidak bisa yang berada sangat erat dengan lingkungannya.

Suatu ketika, si anak dan sang ayah pergi bekerja setelah melakukan ibadah shalat shubuh berjamaah di mesjid, hingga di perjalanan menuju pasar, si anak bertanya kepada sang ayah. "Ayah, apakah Tuhan melihat kita menyedekahkan uang yang kita miliki kepada orang yang tidak mampu?", kemudian si ayah menjawab "Betul nak, Tuhan Maha Melihat dan Maha Mendengar. Tuhan Pasti melihat apa yang Hamba-hambaNya kerjakan di dunia ini. Jika kita berbuat kebaikan maka akan dibalas dengan pahala kebalikan, begitu juga sebaliknya." Ayahnya sangat senang anaknya bertanya demikian.

Lalu si anak kembali bertanya "Lalu kenapa Tuhan tidak menunjukkan pahala kebaikan itu di dunia?, kenapa kita terus menerus miskin ayah?". Si ayah berhenti  melangkah sejenak dan membungkuk, lalu menatap dengan tatapan besar hati kepada si anak. "Nak, percayalah....jika kita berbuat kebaikan di dunia ini, maka Tuhan akan siapkan pahala bagi kita, dan Tuhan Maha Mengetahui apa-apa yang kita kerjakan. Sesungguhnya amalan kita bisa saja dibalas di dunia, atau bisa saja Tuhan siapkan nanti di akhirat. Kaprikornus janganlah kau bersedih nak, teruslah berbuat kebaikan kepada sesama di dunia ini" jawab sang ayah dengan sangat berakal dan bijaksana.



Si anak mendengar penjelasan sang ayah sangat bangga, bahwa ia memiliki seorang ayah yang sangat baik, berbudi luhur dan mengajarkan perihal kebaikan pada dirinya. Kelak jikalau ia dewasa, si anak bercita-cita ingin membahagiakan kedua orang tuanya ini.

Sesampainya di pasar, sang anak berpisah dengan ayahnya. Si anak pergi membantu menjaga toko dan mengangkat barang-barang. Sedangkan si ayah pergi berkeliling pasar untuk memunguti sampah ataupun menjadi kuli angkut pasar.

Hari bergeser menuju terik matahari. Jam pun menunjukkan di jam 12-an. Adzan zuhur berkumandang. Sang ayah yang sedari tadi beristirahat dan sudah bersih-bersih, bergegas menuju Masjid yang ada di erat pasar tersebut.

Sambil berjalan di tepi jalan, tiba-tiba ada sebuah sedan eropah yang oleng jalannya dan berjalan cepat menuju trotoar. "Braaaak...!!, sedan itu menabrak sebuah pohon yang ada di tepi jalan. Orang-orang yang ada di sekitar pasar terkejut dan menghampiri sedan itu dan menolong orang yang berada di kendaraan beroda empat tersebut.

Setelah kendaraan beroda empat di tarik mundur, ternyata ada seorang paruh baya yang tergencet di bawah kendaraan beroda empat tersebut, semua orang yang berkumpul di lokasi tersebut kaget bukan kepalang.

"Ada korban...ada korban..!, teriak salah satu warga. Ternyata korban kendaraan beroda empat sedan itu, bukan saja orang yang ada di dalam kendaraan beroda empat tersebut, Korban tersebut tak lain yaitu ayah pemulung tadi yang sedang berjalan di trotoar menuju mesji untuk shalat.

Dengan segera warga segera membawanya ke rumah sakit. Tak lama ia dirawat dan menerima pertolongan. Alhamdulillah Tuhan masih menolong ayah si anak ini. Namun sang anak yang belum tahu kalau ayahnya tertabrak mobil.

Setelah diberitahukan, iapun bergegas ke rumah sakit bersama ibunya. Di rumah sakit ia sangat terkejut dengan keadaan ayahnya yang luka parah. Ia yakin kalau ayahnya tidak bisa lagi bekerja untuk menafkahi keluarganya lagi.

Ia dan ibunya hanya pasrah, mereka menganggap ini cobaan dari Tuhan dan takdirNya. Seketika itu ayahnya sadar dan ia masih ingat bahwa ia belum menunaikan shalat Zuhur, Kemudian sang ayah meminta izin untuk berdiri supaya bisa shalat.

Sang dokter yang menangani ayah si pemulung ini, sangatlah takjub dan mencicipi mukjizat yang terjadi di depannya. Walau si ayah ditabrak kendaraan beroda empat dengan kecepatan tinggi, namun hanya lecet-lecet saja.

Setelah shalat zuhur, dokter menyarankan supaya si ayah untuk beristirahat di rumah sakit, namun sang ayah menolak, ia bilang ia masih bisa berjalan, walau masih terasa sedikit sakit.

Tak lama kemudian datanglah sepasang orang renta menghampiri si ayah ini. "Assalamu'alaikum, perkenalkan kami orang renta supir yang tadi menabrak bapak, kami sekeluarga meminta maaf yang sebesar-besarnya, jikalau bapak memerlukan perawatan, biar kami yang tanggung biayanya". Si ayah tersenyum dan menjawab salam "Wa 'alaikum salam warrah matullahi wabarakatuh, Owwh..tidak apa-apa kok pak, saya masih bisa jalan, bagaimana dengan anak bapak?".

Sepasang orang renta tadi terheran-heran mendengar tanggapan si ayah ini. "Alhamdulillah anak kami cuma lecet dan sedikit memar, Tuhan masih menyelamatkan anak kami, pak. Sebenarnya anak kami tadi terburu-buru untuk program sidang skripsinya, semalam ia tidak tidur, mungkin ia ngantuk tadi, kami mohon maaf sekali pak, jikalau bapak tidak berkenan, kami persilahkan untuk menuntut kami".

Kembali sang ayah tersenyum. "Sudahlah pak, saya juga ga apa-apa kok, Syukur Alhamdulillah, Tuhan masih melindungi saya".

Pasangan orang renta tadi, jadinya membayar biaya perawatan sementara ayah ini. Lalu keluarga si ayah pamit dan pulang meninggalkan rumah sakit.

Keesokan harinya si ayah berdiri hendak melakukan shalat tahajjud, namun ia masih mencicipi pegal dan ngilu di sekujur badannya, mungkin ini efek dari kecelakaan kemarin fikirnya. Setelah ba'da shubuh ia berniat untuk bekerja, namun ia tidak sanggup menggerakkan kakinya, jadinya ia putuskan untuk tinggal di rumah untuk sementara waktu, tak lama si anak berpamitan untuk bekerja dan nanti pribadi pergi ke sekolah.

Pagi semakin panas, jam menunjukkan pukul 8.00, si ayah bergegas mengerjakan shalat dhuha, Setelah shalat dhuha si ayah membaca beberapa ayat Al Quran, saat sedang membaca, tiba-tiba "tok..tok..tok..Assalamualaikum..!" terdengar ketokan dari balik pintu rumahnya yang sangat sederhana itu.

"wa 'alaikum salam.." jawab si ayah. Kemudian si ibu membukakan pintu, ternyata yang datang yaitu pasangan orang renta dari anak yang menabrak si ayah itu kemarin siang. Si ibu mempersilahkan masuk kepada pasangan orang renta itu.

Si ayah keluar dari kamar dengan sarung yang masih melilit dan kopiah yang masih terpakai.

"Maaf pak, kami mengganggu bapak. Maksud kedatangan kami kesini, selain meminta maaf, jua kami ingin mengajak bapak dan ibu, serta anak bapak untuk pergi umroh bersama kami, apa bapak dan ibu bersedia?".

Si ayah dan ibu sangat terkejut, kemudia dua-duanya mengucapkan syukur yang tak henti-hentinya atas seruan sepasang orang renta ini.

Akhirnya si ayah pemulung ini bisa pergi umrah bersama keluarganya dan semua biaya umrah ditanggung oleh sepasang orang renta ini yang ternyata mereka punya perjuangan distributor travel umroh terbesar di kota itu.

Sungguh nasihat cerita anak dan ayah yang mengharukan ini bercerita kepada kita janganlah kita lepas dari harapan yang Tuhan berikan kepada kita, tetap semangat dalam mencari rezeki halal di jalan Allah. Dan jangan lupa buat adik-adik, hormati orang renta serta lebih semangat lagi belajarnya, dan jangan tinggalkan shalat 5 waktu ya.

kisah anak yang lain :
- Kisah bawang merah dan bawang putih
- Cerita Rakyat Sangkuriang


Sumber http://www.dongenganakindonesia1.com

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)