Mendung masih bergelanyut manja di kolong langit. Pucuk-pucuk dedaunan
masih berair membekas sisa-sisa hujan bagai butiran mutiara.
Sore itu si kancil berjalan di perbatasan hutan. Dia dalam perjalanan
pulang setelah seharian berkeliling hutan menikmati rumput-rumput yang
segar.
Dari kejauhan si kancil melihat kuda yang berlari dengan kencang.
Helai-helai bulu kolam rambut yang tumbuh di bab atas lehernya
tergerai tersapu angin,membuat kuda itu tampak sangat gagah dan
menakjubkan.
Kuda itu terus berlari menghampiri si kancil. Dengan kencangnya beliau
melewati si kancil dan menginjak kubangan air di bersahabat si kancil
hingga air itu muncrat mengenai si kancil yang terkejut.
"Hai kuda..!! Hati-hati kalu berlari. Lihat jalan dong...!!". Teriak kancil.
Merasa dirinya di tegur,kuda itu pun berhenti dan menghampiri si kancil.
"Memangnya kenapa? Ini kan jalan umum,jadi bebas dong!". Kata si kuda membantah.
"Iya.. Tapi lihat-lihat juga pengguna jalan yang lain. Jangan
cepat-cepat jikalau lari,ini kan bukan jalan punya nenek moyang mu..".
Kata si kancil sedikit jengkel.
"Lho..memangnya apa urusan mu? Aku mau lari kencang atau tidak,itu kan
hak ku. Paling-paling kau cuma iri alasannya yaitu tak mampu lari secepat aku.
Sudah bukan belakang layar lagi bahwa akulah hewan tercepat di seluruh hutan
ini,bahkan harimau dan singa pun tak sanggup mengalahkan
ku..hahaha..". Kata kuda dengan sombongnya.
Merasa dirinya di hina,si kancil pun merasa tertantang. Lalu timbulah
niat nekat di fikiranya...
"Wah..siapa bilang gue akan kalah oleh mu? Kalau kau memang
berani,bagai mana jikalau kita adakan lomba lari buat pembuktian".
Tantang si kancil.
"Wah...baik. Siapa takut? Sudah pasti gue yang akan menang..hahaha
Kapan dan di mana tempatnya? Silah kan kau yang pilih..". Kata si
kuda semakin angkuh.
"Besok sore..di bukit tengah hutan. Siapa yang mampu lebih dulu hingga
di atas bukit,dialah pemenangnya..". Jawab kancil.
"Baik..sampai ketemu besok sore. Dasar kancil pecundang..hahaha...".
Kata kuda sambil berlari meninggalkan kancil.
Esoknya pagi-pagi sekali kancil sudah datang ke bukit. Dia berlatih
dan berusaha mempelajari medan perlombaan.
Sedangkan si kuda seharian tidur dengan bermalas-malasan.
Dia tidak berlatih alasannya yaitu sudah yakin dengan kecepatan yang beliau
miliki,dia pasti yang akan jadi pemenangnya.
Ahirnya waktu sorepun tiba. Si kuda datang dengan membawa serta
teman-temanya,tujuanya untuk mengejek kancil ketika beliau menang nanti.
Dan teman-teman kancil pun juga datang,mereka ingin memberi tunjangan
dan semangat untuk si kancil semoga berusaha dan tak gampang menyerah.
Perlombaan pun ahirnya di mulai. Dengan kecepatan yang beliau miliki,si
kuda memimpin pada awal pertandingan.
Tapi ketika hingga di tengah perjalanan,keadaan mulai berubah.
Jalanan hutan yang penuh ranting pohon dan semak belukar membuat si
kuda kesulitan berlari,hingga larinya jadi melambat.
Sedangkan si kancil yang telah tau medan alasannya yaitu giat berlatih tak
merasa kesulitan sama sekali.
Dengan tubuhnya yang kecil tapi gesit dan lincah,si kancil dapat
menghindari ranting dan menerobos semak belukar dengan mudah.
Dan ahirnya si kancil dapat memenangkan lomba itu alasannya yaitu kegigihan dan
semangatnya untuk berlatih.
Sedangkan si kuda yang tau bahwa dirinya kalah oleh si kancil,hanya
dapat tertunduk dan merasa sangat aib pada kata-kata sesumbarnya
sendiri.
Dan mulai dikala itu,si kuda tak berani menyombongkan diri lagi...
Nah adek-adek yang manis,hikmah yang dapat kita petik adalah...
Jangan pernah merasa sombong dan merasa cukup dengan apa yang kita bisa.
Sehebat apapun dan sepintar apapun kita dalam suatu hal,jangan pernah
malas dan berhenti untuk terus belajar.
Karena keberhasilan itu harus di raih dengan perjuangan dan kerja
keras,bukan di dapat dengan instan...
Jadi...jangan pernah lupa untuk tetap berguru ya.
Apa lagi jikalau pas lagi ada ujian,walau kau udah merasa pintar...tak
akan menjamin kau tak akan gagal tanpa adanya belajar. Oke..?
Hehehe... "^_^"
masih berair membekas sisa-sisa hujan bagai butiran mutiara.
Sore itu si kancil berjalan di perbatasan hutan. Dia dalam perjalanan
pulang setelah seharian berkeliling hutan menikmati rumput-rumput yang
segar.
Dari kejauhan si kancil melihat kuda yang berlari dengan kencang.
Helai-helai bulu kolam rambut yang tumbuh di bab atas lehernya
tergerai tersapu angin,membuat kuda itu tampak sangat gagah dan
menakjubkan.
Kuda itu terus berlari menghampiri si kancil. Dengan kencangnya beliau
melewati si kancil dan menginjak kubangan air di bersahabat si kancil
hingga air itu muncrat mengenai si kancil yang terkejut.
"Hai kuda..!! Hati-hati kalu berlari. Lihat jalan dong...!!". Teriak kancil.
Merasa dirinya di tegur,kuda itu pun berhenti dan menghampiri si kancil.
"Memangnya kenapa? Ini kan jalan umum,jadi bebas dong!". Kata si kuda membantah.
"Iya.. Tapi lihat-lihat juga pengguna jalan yang lain. Jangan
cepat-cepat jikalau lari,ini kan bukan jalan punya nenek moyang mu..".
Kata si kancil sedikit jengkel.
"Lho..memangnya apa urusan mu? Aku mau lari kencang atau tidak,itu kan
hak ku. Paling-paling kau cuma iri alasannya yaitu tak mampu lari secepat aku.
Sudah bukan belakang layar lagi bahwa akulah hewan tercepat di seluruh hutan
ini,bahkan harimau dan singa pun tak sanggup mengalahkan
ku..hahaha..". Kata kuda dengan sombongnya.
Merasa dirinya di hina,si kancil pun merasa tertantang. Lalu timbulah
niat nekat di fikiranya...
"Wah..siapa bilang gue akan kalah oleh mu? Kalau kau memang
berani,bagai mana jikalau kita adakan lomba lari buat pembuktian".
Tantang si kancil.
"Wah...baik. Siapa takut? Sudah pasti gue yang akan menang..hahaha
Kapan dan di mana tempatnya? Silah kan kau yang pilih..". Kata si
kuda semakin angkuh.
"Besok sore..di bukit tengah hutan. Siapa yang mampu lebih dulu hingga
di atas bukit,dialah pemenangnya..". Jawab kancil.
"Baik..sampai ketemu besok sore. Dasar kancil pecundang..hahaha...".
Kata kuda sambil berlari meninggalkan kancil.
Esoknya pagi-pagi sekali kancil sudah datang ke bukit. Dia berlatih
dan berusaha mempelajari medan perlombaan.
Sedangkan si kuda seharian tidur dengan bermalas-malasan.
Dia tidak berlatih alasannya yaitu sudah yakin dengan kecepatan yang beliau
miliki,dia pasti yang akan jadi pemenangnya.
Ahirnya waktu sorepun tiba. Si kuda datang dengan membawa serta
teman-temanya,tujuanya untuk mengejek kancil ketika beliau menang nanti.
Dan teman-teman kancil pun juga datang,mereka ingin memberi tunjangan
dan semangat untuk si kancil semoga berusaha dan tak gampang menyerah.
Perlombaan pun ahirnya di mulai. Dengan kecepatan yang beliau miliki,si
kuda memimpin pada awal pertandingan.
Tapi ketika hingga di tengah perjalanan,keadaan mulai berubah.
Jalanan hutan yang penuh ranting pohon dan semak belukar membuat si
kuda kesulitan berlari,hingga larinya jadi melambat.
Sedangkan si kancil yang telah tau medan alasannya yaitu giat berlatih tak
merasa kesulitan sama sekali.
Dengan tubuhnya yang kecil tapi gesit dan lincah,si kancil dapat
menghindari ranting dan menerobos semak belukar dengan mudah.
Dan ahirnya si kancil dapat memenangkan lomba itu alasannya yaitu kegigihan dan
semangatnya untuk berlatih.
Sedangkan si kuda yang tau bahwa dirinya kalah oleh si kancil,hanya
dapat tertunduk dan merasa sangat aib pada kata-kata sesumbarnya
sendiri.
Dan mulai dikala itu,si kuda tak berani menyombongkan diri lagi...
Nah adek-adek yang manis,hikmah yang dapat kita petik adalah...
Jangan pernah merasa sombong dan merasa cukup dengan apa yang kita bisa.
Sehebat apapun dan sepintar apapun kita dalam suatu hal,jangan pernah
malas dan berhenti untuk terus belajar.
Karena keberhasilan itu harus di raih dengan perjuangan dan kerja
keras,bukan di dapat dengan instan...
Jadi...jangan pernah lupa untuk tetap berguru ya.
Apa lagi jikalau pas lagi ada ujian,walau kau udah merasa pintar...tak
akan menjamin kau tak akan gagal tanpa adanya belajar. Oke..?
Hehehe... "^_^"
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)