Dahulu kala , di sebuah desa hiduplah seorang perjaka miskin. Dia tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Tapi meski hidup dalam kekurangan , mereka tak pernah mengeluh. Tapi yang sering menjadi fikiran perjaka itu yakni , keinginanya yang berpengaruh untuk bisa menuntut ilmu. Tapi karena keterbatasan ekonomi yang di miliki keluarganya , ia tak bisa sekolah ke kota menyerupai teman-temanya.
Hingga pada suatu hari waktu ia menjual kayu bakar yang sudah di kumpulkanya dari hutan ke warung langgananya , ada dua orang pengelana yang tengah bercakap-cakap di warung itu. Mereka sedang asik bercerita ihwal adanya orang suci yang tinggal di tempat timur , dan orang suci ini memiliki do'a yang selalu terkabul. Apapun yang ia minta , pasti di kabulkan oleh sang pencipta. Hingga banyak orang dari seluruh penjuru dunia datang padanya dan minta di do'akan. Ternyata , dua perjaka pengelana itu juga gres saja bertemu di warung itu. Secara tak sengaja , mereka memiliki tujuan yang sama dan memutuskan untuk melalui perjalanan gotong royong pula. Mendengar kisah dua perjaka pengelana itu , membuat perjaka miskin itu menjadi sangat tertarik. Dia berhayal umpama saja cita-citanya selama ini bisa terkabul , pasti ia akan sangat bahagia.
Ahirnya , perjaka miskin itu berusaha memberanikan diri berbicara pada dua pengelana tersebut. Dia berharap , dirinya di izinkan untuk ikut dengan mereka. Bahkan ia bersedia menjadi pembantu yang siap mengurusi segala kebutuhan mereka asal mereka mau mengizinkanya ikut. "Sepertinya kami memang butuh pelayan selama perjalanan.. Baiklah , kau boleh ikut. Tapi harus bisa melayani semua keperluan kami dengan baik selama di perjalanan..". Kata salah satu pengelana itu. Mendengar balasan itu , perjaka miskin itu sangat senang. Dia lalu pulang dan meminta izin pada ibunya untuk melaksanakan perjalanan selama beberapa waktu demi meraih cita-citanya. Setelah semua keinginanya terkabul , ia akan segera pulang. Melihat tekad yang berpengaruh dari anaknya , sang ibu hanya bisa memberi izin serta do'anya. Dia juga menawarkan sekeping uang perak yang selama ini di simpanya sebagai bekal perjalanan anaknya. Perpisahan keluarga ini , begitu di liputi dengan rasa haru..
Tiga bulan sudah berlalu. Ketiga perjaka itu sudah berjalan melewati lembah , gunung , sungai , hutan , dan padang pasir. Ahirnya sampailah mereka di tempat tujuan mereka. Ketika hingga di sana orang suci yang dapat membaca isi hati itu eksklusif tau apa tujuan mereka , dan kesulitan apa saja yang harus mereka lalui semoga bisa hingga di tempat itu. "Hai pengelana , saya tahu kalian menempuh perjalanan yang cukup sulit untuk hingga kesini. Aku merasa tersentuh dengan tekad kalian. Maka , katakan apa yang menjadi ke inginan mu. Maka saya akan mendo'akan satu ajakan untuk masing-masing dari kalian". Mendengar perkataan orang suci itu , perjaka pertama eksklusif saja maju dengan bersemangat. "Wahai orang suci , saya ingin bisa menjadi orang yang di beri kekayaan berlimpah. Maka do'akan lah aku". Kata perjaka pertama itu.
Lalu orang suci itupun memanjatkan do'a , lalu ia berkata pada perjaka pertama itu , " Pergilah ke arah barat , maka kau akan mendapat tujuan mu". Mendengar itu , perjaka pertama itu merasa senang , dengan semangat ia lalu menuju arah barat untuk menerima tujuanya. Ketika ia hingga di sebuah padang ilalang , ia melihat ada sekelompok orang yang coba menjarah kereta dagang. Dengan sigap ia menolong kereta dagang itu , dan karena kemahiranya dalam bermain pedang , membuat semua durjana itu lari ketakutan. Ahirnya , ia di jadikan menantu oleh pedagang itu , dan ahirnya menjadi orang yang kaya raya.
Beberapa ketika setelah kepergian perjaka pertama , perjaka ke dua maju untuk mengutarakan ke inginanya. " Wahai orang suci , saya ingin menjadi seorang raja yang memiliki kerajaan cukup besar , maka do'akan saya semoga mimpi ku terkabul". Lalu orang suci itu berdo'a , setelah itu orang suci itupun berkata.. " Berjalanlah ke arah selatan , maka kau akan temukan tujuan mu". Mendengar itu , perjaka ke dua itupun sangat senang. Dia eksklusif bergegas berjalan ke arah selatan. Hingga pada ahirnya , ia hingga pada sebuah kerajaan yang cukup besar. Tapi kerajaan itu cukup sepi , penduduknya terlihat sangat duka tanpa ada keceriaan yang terpancar. Ternyata , putri kerajaan itu mengalami sakit keras. Sudah ribuan tabib yang coba datang mengobati , tapi tak ada yang berhasil. Hingga sang raja berjanji , siapapun orang yang bisa menyembuhkan puteri kesayanganya , maka ia akan di nikahkan dengan sang putri dan di angkat menjadi raja. Mendengar hal itu , perjaka ke dua itu eksklusif datang ke istana. Dia lalu mencoba membuat ramuan warisan keluarganya untuk mengobati sang puteri. Dan ajaibnya , sang putri bisa sembuh dan sehat dengan cepat. Melihat hal itu , sang raja menjadi sangat senang. Lalu perjaka itu di nikahkan dengan puterinya , dan setelah sang raja wafat , perjaka itu di angkat sebagai raja penerusnya. Maka , mimpi perjaka itu sudah terkabul.
Kini , tinggal perjaka miskin yang masih tersisa , ia masih membisu belum mengajukan permintaanya. " Wahai pemuda.. Apa yang jadi ke inginan mu? Cepat utarakan , maka saya akan mendo'akan semoga harapan mu di kabulkan". Tanya orang suci itu. " Wahai orang suci , saya tak mau harta ataupun tahta. Karena ke duanya dapat hilang dan akan musnah pada ahirnya. Aku ingin , kau mendo'akan saya semoga saya menjadi orang yang berpengetahuan luas. Sehingga ilmu ku memberi manfa'at bagi sesama". Mendengar balasan perjaka itu , orang suci itu hanya tersenyum. Kemudian ia memejamkan mata dan memanjatkan do'anya , lalu ia berkata.. " Wahai perjaka baik , tinggalah di sini selama dua bulan. Maka saya akan mengajari mu ihwal aneka macam macam ilmu pengetahuan. Dengan kecerdasan yang kau miliki , kau akan bisa menyerap tiap pengetahuan yang ku ajarkan dengan cepat". Mendengar itu , perjaka miskin itu menjadi sangat senang. Maka selama dua bulan , ia tinggal dan berguru pada orang suci itu. Setelah masa dua bulan habis , perjaka itu di suruh pulang untuk mengamalkan dan mengajarkan tiap pengetahuan yang ia dapat. Ahirnya setelah beberapa waktu berlalu , perjaka itu menjadi orang yang cukup terpandang. Banyak sekali orang dari penjuru dunia datang ke tempatnya dan menjadi muritnya. Hingga desa kecil itu kini menjadi kota besar yang sangat ramai. Dan perjaka itu kini memiliki bangunan sekolah serta rumah yang sangat mewah karena pemerintah merasa senang dan memberinya pinjaman demi kemajuan dunia pendidikan. Maka , mimpi perjaka ini juga terkabul. Lalu , bagaimana ahir ceritanya?
Beberapa tahun sudah berlalu. Pemuda pertama yang ingin semoga menjadi kaya itu kini memiliki kekayaan yang melimpah. Tapi sayang , kekayaanya membuat dirinya sangat besar kepala dan sombong. Bahkan ia juga meminjamkan uang dengan bunga melebihi 3x lipat. Hal itu membuat dirinya sangat di benci. Baik oleh tetangga bahkan anak buahnya sendiri. Hingga pada suatu hari rumah dan gudang hartanya kebakaran. Dia berteriak minta tolong , tapi karena banyak yang membencinya alasannya yakni kesombonganya , tak ada satupun orang yang sudi menolong. Ahirnya , semua harta kekayaan miliknya habis , isterinya juga pergi meninggalkanya karena ia sudah miskin. Kini , perjaka pertama itu menjadi pengemis dan gelandangan.
Sedangkan perjaka ke dua yang menjadi raja , ternyata ia mulai di butakan kekuasaan. Dia menjadi raja yang sangat besar kepala , arogan , dan juga kejam. Bahkan ia menaikan pajak hingga sangat tinggi , sehingga membuat rakyatnya menderita. Hingga pada ahirnya , kerajaan miliknya di serang kerajaan lain. Para rakyat dan prajurit , tak ada yang mau membantu untuk pergi berperang. Mereka malah memilih menyerahkan diri pada kerajaan lawan dengan senang hati , karena kerajaan lawan di kenal memiliki raja yang sangat cendekia dan bijaksana. Hal tersebut membuat para pasukan musuh dapat masuk dan menguasai kerajaan itu dengan mudah. Sedangkan perjaka ke dua yang jadi mantan raja itu , kini hidup dalam pelarian. Banyak yang mencarinya untuk di adili , maka ia hidup berpindah-pindah dengan menyamar dan kini juga menjadi gelandangan.
Lalu , bagaimana dengan nasib perjaka ke tiga? Kini , perjaka ke tiga yang dulu miskin telah menjadi seorang cendikiawan besar. Di juga menjadi penasehat kepercayaan raja. Dia memiliki sebuah akomodasi pendidikan yang cukup besar dengan murit mencapai puluhan ribu orang. Dia juga memiliki rumah yang cukup megah dengan semua akomodasi yang di jamin oleh kerajaan. Kini ia , ibu , dan ke dua adiknya hidup bahagia. Semua karena ilmu pengetahuan yang pernah di pelajarinya , mengajarkanya , dan mau membuatkan pada sesasam. Nah , sudah tahu bagaimana ahir kisahnya kan? Semoga kita dapat mengambil pesan yang tersirat dari kisah ini. Dan untuk membantu perkembangan blog ini ke depan , bantu buat di share ya ke teman-teman. Baik via facebook , Twitter , Google+ , atau yang lain. Terimakasih.. ^-^
THE END
Story by: Muhammad Rifai
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)