Home » » Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Pendek

Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Pendek

Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Pendek - Indonesia tanah air kita kaya akan legenda dongeng rakyat. Cerita rakyat ini mengalir dari verbal ke verbal lintas generasi, menjadi warisan para tetua kepada anak cucu. Cerita rakyat tersebut sudah melegenda di kehidupan sosial masyarakat. Walaupun dunia sudah lebih maju dongeng rakyat tersebut tidak lah bakal mudah hilang, baik dongeng rakyat pendek ataupun panjang.

Berikut ini kami akan membawakan 2 buah kumpulan kisah legenda dongeng rakyat. 1 dongeng berasal dari tanah Pasundan. Satu dongeng pendek lagi berasal dari tanah Betawi. Perlu diingat banyak dongeng legenda rakyat tersebut bersifat dongeng yang mana alur dongeng nya tidak mampu diterima nalar sehat. Maka jadi kan lah itu sebuah pelajaran atau mitos saja bukan keyakinan yang harus diyakini.

Legenda Cerita Rakyat Pendek


Cerita Rakyat Sangkuriang


Suatu ketika zaman dahulu, di Propinsi Jawa Barat sekarang, terdapat seorang perempuan berjulukan Dayang Sumbi yang mempunyai anak berjulukan Sangkuriang. Pada suatu hari Sangkuriang pergi berburu ditemani oleh seekor anjing berjulukan Tumang, tetapi Sangkuriang tidak tahu bahwa anjing itu yakni titisan yang kuasa dan juga sekaligus Bapaknya.


Saat berburu Sangkuriang bertemu dangan seekor rusa, Sangkuriang teringat bahwa Ibunya sangat senang hati rusa. Akhirnya Sangkuriang menyuruh anjinya Tumang untuk mengejar rusa tersebut, namun Tumang kehilangan jejak rusa tersebut dan Sangkuriang menjadi marah alasannya yakni Sangkuriang sangat ingin memperlihatkan hati rusa kepada ibunya maka Sangkuriang membunuh Tumang untuk mengambil hatinya dan kemudian ia pulang.


Setibanya Sangkuriang di rumahnya  ia memperlihatkan hati didapatkannya dari berburu kepada Ibunya untuk dimasak. Saat memakannya Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan menanyakannya pada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab sudah mati "Tumang mati". Dayang Sumbi marah bukan dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi dan mengusirnya dari rumah.

Sesudah kejadian tersebut Dayang Sumbi sangat menyesalinya, ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa sampai suatu hari sang dewata memperlihatkan anugerah kepada Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan abadi dan tidak pernah tua. Lalu Sangkuriang berkelana ke banyak sekali tempat, kesannya Sangkuriang kembali lagi ketempat Dayang Sumbi kemudian keduanya pun bertemu.

Sangku riang kesannya jatuh hati kepada Dayang Sumbi, Ia pun melamar Dayang Sumbi dan Dayang Sumbi pun menerimanya. Pada ketika sedang berdua Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menanyainya kepada Sangkuriang, Sang kuriang menjawab "ini bekas luka akhir dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya dulu".

Dayang Sumbi kaget  mendengar pernyataan tersebut. Ia memberi tahu sangkuriang bahwa ia yakni Ibunya namun sangkuriang tidak percaya dan tetap berniat menikahinya. Dayang Sumbi mengajukan undangan ia minta dibuatkan perahu layar dalam sehari tidak boleh lebih.  Sangkuriang menyanggupinya dan Sangkuriang membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya. Dalam pembuatannya Sangkuriang mendapatkan dukungan dari jin hasil taklukannya dalam perantaunanya.

Karena dukungan dari jin perahu itu pun hampir selesai Dayang Sumbi memohon kepada Dewa. Dayang Sumbi membuat ayam jago berkokok lebih awal, dan kesannya berhasil jin yang membantu sangkuriang lari ketakutan dan meninggalkan sangkuriang sendirian. Karena kesal perahu itu ditendangnya dan terjatuh di atas gunung dan menyatu dengan gunung dan berjulukan Gunung Tangkupan Perahu, Sangkuriang kesannya mati alasannya yakni terjatuh kedalam sungai Citarum.

Si Pitung dari Betawi

Di bawah ini yakni Cerita Rakyat Tentang seorang pahlawan pembela orang yang lemah dari Betawi.

Zaman penjajahan Belanda dahulu, hiduplah seorang cowok yang gagah dan berpengaruh yang berjulukan Pitung. Pitung sangat terkenal di seluruh tempat Betawi alasannya yakni kesaktiannya yang konon tidak mampu dilukai oleh senjata jenis apapun. Di samping itu, ia juga terkenal dengan moral yang sangat baik. Si Pitung suka beribadah kepada Allah dan suka menolong orang-orang yang lemah.

Suatu hari, ia melihat menir Belanda menyiksa para warga desa. Menir itu memeras warga desa dengan meminta bayaran upeti yang mahal. Melihat kejadian ini, Si Pitung merasa bahwa ia harus melaksanakan sesuatu untuk menolong para warga desa. Lalu ia bertemu dengan orang yang memiliki impian yang sama dengan Si Pitung. Mereka yakni Rais dan Ji’i.

Lalu berangkatlah mereka ber-3 melaksanakan tujuannya tersebut. Mereka melawan para menir dan pribumi yang berpihak kepada Belanda. Mereka juga merampok harta – harta mereka dan membagikannya kepada seluruh warga.

Kemudian semakin lama, Si Pitung dan kawan – kawannya semakin terkenal. Mereka terus melaksanakan aksinya untuk menolong orang – orang yang lemah. Para menir belanda merasa terusik dengan agresi Si Pitung dan kawan - kawannya, kesannya mereka menyewa para hebat silat untuk mencari dan membunuh Si Pitung. Namun, semua itu sia – sia. Sipitung dan kawannya berhasil mengalahkan para pendekar silat itu dan merampas harta tuannya. Karena tidak berpengaruh lagi melawan Si Pitung dan temannya, mereka melapor dan meminta dukungan kepada pemerintah Belanda.

Pergilah serdadu Belanda itu untuk menghabisi Si Pitung. Namun, lagi – lagi Si Pitung berhasil membunuh mereka semua alasannya yakni kesaktiannya yang konon tidak mempan terhadap peluru. Mengetahui Si Pitung sangatlah berbahaya, Pemerintah Belanda mencari nalar untuk membunuh Si Pitung dan teman-temannya.

Belanda kehabisan akal, kesannya Belanda melaksanakan perbuatan yang sangat licik. Pasukan Belanda menangkap orang renta dan guru Si Pitung dan memenjarakan mereka di sebuah tempat. Di penjara itu, mereka terus disiksa untuk memberi tahu eksistensi Si Pitung dan kelemahannya. Namun, kedua orang renta dan guru Si Pitung tidak mau memberi tahu apa – apa kepada mereka.

Mengetahui orang renta bersama gurunya ditangkap dan disiksa oleh Belanda, kesannya Si Pitung memutuskan untuk menyerahkan diri kepada Belanda dengan syarat orang renta dan gurunya dapat di bebaskan. Lalu, Si Pitung pun ditangkap dan dipenjarakan dengan penjagaan yang amat sangat ketat. Meskipun begitu, mereka yang berniat untuk menghukum mati Si Pitung belum mampu melaksanakannya alasannya yakni Si Pitung masih memiliki ilmu kebal. Namun, belum sempat melaksanakan rencana itu, Si Pitung berhasil meloloskan diri dan bersembunyi.

Penjajah Belanda sangat kesal dan dibuat kewalahan oleh agresi Si Pitung ini. Mereka pun mengembangkan mata – matanya ke seluruh Betawi untuk mencari tahu eksistensi Si Pitung dan sobat – temannya.  Akhirnya berkat mata – matanya itu Belanda mengetahui eksistensi dan kelemahan Si Pitung, yaitu badan Si Pitung akan kehilangan kekuatannya apa kalau ia terkena telur busuk. Belanda menyiapkan ratusan prajurit dan telur wangi yang banyak. Kemudian, mereka pun menyergap tempat persembunyian Si Pitung.

Maka terjadilah pertempuran yang sangat sengit dan tidak berimbang. Si Pitung dan sobat – temannya dihujani peluru oleh Belanda, sehingga banyak pengikutnya yang mati. Namun, hal itu tidak terjadi pada Si Pitung. Pitung terus melawan dengan goloknya membunuh para tentara belanda.

Kalah jumlah Si Pitung terkepung, lalu para prajurit itu melemparkan telur wangi ke arah badan Si Pitung dan menghujaninya dengan tembakan. Akhirnya Si Pitung mati. Kabar ihwal kematian Si Pitung ini menyebar dengan sangat cepat. Para menir dan antek – anteknya merasa senang dengan kejadian ini. Sementara itu, warga Betawi merasa duka alasannya yakni kehilangan pahlawan yang mereka cintai.

Demikian kisah dari 2 cerita rakyat pendek yang paling banyak diketahui oleh masyarakat. Silakan ambil sisi baiknya dari cerpen rakyat tersebut dan tinggalkan yang buruknya.

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)