Kancil dan Buaya |
Kancil yang pandai itu pun punya inspirasi jitu untuk menghilangkan rasa laparnya. Ia bangun dari duduknya dan berjalan cepat ke arah sungai untuk menghampiri buaya. “selamat siang buaya , apakah kau sudah makan?” Tanya kancil berpura-pura. Namun buaya itu tetap membisu , nampaknya ia tertidur pulas sehingga tidak menjawab pertanyaan kancil. Si kancil pun mendekat. Kini jaraknya dengan buaya hanya satu meter saja “hai bbaya , gua punya banyak daging segar. Apakah kau sudah makan siang?” Tanya kancil dengan bunyi yang dikeraskan. Buaya itu tiba-tiba mengibaskan ekornya di air , ia bangun dari tidurnya. “ada apa? Kau mengganggu tidurku saja” jawab buaya agak kesal. “sudah kubilang , gua punya banyak daging segar. Tapi gua malas untuk memakannya. Kau tahu bukan jikalau gua tidak suka daging? Kaprikornus gua berniat menunjukkan daging segar itu untukmu dan teman-temanmu” jawab kancil polos. “benarkah itu? Aku dan beberapa temanku memang belum makan siang.
Hari ini ikan-ikan entah pergi kemana , sehingga kami tak punya cukup makanan” jawab buaya kegirangan. “kebetulan sekali , kau tidak perlu khawatir akan kelaparan buaya. Selama kau punya sahabat yang baik sepertiku. Benarkan? Hehehe” ujar kancil sembari memperlihatkan deretan gigi runcingnya. “terimaksih kancil , ternyata hatimu begitu mulia. Sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh teman-teman di luar sana. Mereka bilang jikalau kau licik dan suka memanfaatkan keluguan temanmu untuk memenuhi segala ambisimu” jawab buaya yang polos tanpa ragu-ragu. Mendengar itu , kancil bekerjsama agak kesal. Namun , ia harus tetap terlihat baik demi menerima mentimun yang banyak di seberang sungai “aku tidak mungkin sejahat itu. Biarlah. Mereka hanya belum mengenalku saja , alasannya yakni selama ini sikapku terlalu dingin dan tidak peduli dengan omong kosong ibarat itu. Cerita kancil dan buaya.
Sekarang , panggilah teman-temanmu” ujar kancil. Buaya itu pun tersenyum lega , jadinya ada jatah makan siang hari ini. “teman-teman , keluarlah. Kita punya jatah makan siang daging segar yang sangat menggoda. Kalian sangat lapar bukan?” Pekik buaya dengan bunyi yang sengaja dikeraskan biar teman-temannya cepat keluar. Tak lama kemudian , 8 ekor buaya yang lain pun keluar secara bersamaan. Melihat kedatangan buaya itu , kancil berkata “ayo berbaris yang rapi. Aku punya banyak daging segar untuk kalian”. Mendengar itu , 9 ekor buaya itu pun berbaris rapi di sungai. “baiklah , gua akan menghitung jumlah kalian , biar daging yang gua bagikan mampu merata dan adil” tipu kancil.
Kancil pun meloncat-loncat girang melewati 9 ekor buaya sembari berkata ‘satu , dua , tiga , empat , lima , enam , tuju , delapan , dan sembilan” hingga jadinya ia hingga di seberang sungai. 9 buaya itu berkata “mana daging segar untuk makan siang kami?”. Kancil terbahak-bahak lalu berkata “betapa bodohnya kalian , bukankah gua tak membawa sepotong pun daging segar di tangan? Itu artinya gua tak punya daging segar untuk jatah makan siang kalian. Enak saja , mana mampu kalian makan tanpa ada usaha?”. 9 ekor buaya itu pun merasa tertipu , salah satu diantara mereka berkata “akan ku balas semua perbuatanmu”. Kancil pun pergi sembari berkata “terimakasih buaya kolot , gua pamit pergi untuk mencari mentimun yang banyak. Aku lapar sekali”.
Demikian dongeng kancil dan buaya sebagai dongeng anak sebelum tidur anda. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)