Burung Blibis dan Kura-kura |
“Ayah.. hari ini gua terpilih menjadi kepala kelas loh yah. Teman-teman sepakat memilih gua , padahal gua tidak mengajukan diri. Bukankah itu hal yang sangat membanggakan ayah?”. Kata Azam dengan bangganya.
Ayahnya hanya tersenyum mendengar dongeng anaknya itu , lalu ayah pun berkata..
“Iya.. besar hati tentu saja boleh Zam , tapi jangan hingga hal tersebut membuat mu lupa pada siapa yang menimbulkan mu mendapat kedudukan itu. Dan supaya kau lebih berhati-hati dan bijaksana dalam mengemban peran mu sebagai pemimpin. Jangan hingga hal tersebut membuat mu sombong”. Kata sang ayah.
Azam hanya membisu mendengar perkataan ayahnya tersebut. Dia masih belum mengerti perihal makan dari perkataan ayahnya. Hal tersebut dapat di maklumi , alasannya Azam masih duduk di dingklik kelas 5 SD. Melihat raut wajah anaknya yang galau , ahirnya sang ayahpun angkat bicara..
“Begini Azam dan Zahra , ayah punya cerita yang sangat menarik apa kaian ingin mendengarnya?”. Tanya sang ayah
.
.
Dengan serentak Azam dan Zahra pun menganggukan kepala , dengan senyum bahagia mereka berdua mendekat dan duduk di sebelah ayah mereka. Karena mereka berdua memang gemar sekali mendengar ayahnya bercerita. Biasanya , kisah-kisah yang di ceritakan ayah mereka memang selalu menarik untuk di simak.
“Baik lah kalau begitu , duduk yang manis ya.. dan kita akan mulai ceritanya..”. kata sang ayah.
Cerita dongeng Burung Blibis dan Kura-kura
Pada zaman dahulu , ada seekor kura-kura yang tinggal di sebuah kolam di pinggir hutan. Kolam itu memiiki air yang sangat bening dan bersih , sehingga hal tersebut menarik para hewan untuk dapat minum ke kolam tersebut. Tapi sayangnya , kura-kura itu sangat serakah. Dia tak mau mengembangkan dengan siap saja. Dia selalu memarahi dan melarang tiap hewan yang datang ke tempat itu untuk minum. Alasanya , kalau air kolam itu di minum oeh para hewan yang selalu datang , maka air di kolam itu akan habis dan beliau akan kehilangan tempat tinggalnya.
Tentu saja alasannya sifatnya tersebut , membuat para hewan penghuni hutan tidak menyukainya. Banyak hewan-hewan yang membenci kura-kura tersebut alasannya keserakahanya. Tapi hal tersebut tidak di perduikan oleh si kura-kura. Karena beliau merasa bahwa apa yang di lakukanya yaitu hak beliau dan tidak ada seorang pun yang berhak mengatur hidupnya. Dan alasannya hal tersebut maka sudah dapat di tebak bagaimana akhir selanjutnya , si kura-kura tak memiliki sobat sama sekali.
Datangnya Kemarau Panjang
Waktu terus berganti , berseang dari hari ke ahad , dan ahad ke bulan. Dan datanglah animo kemarau yang melanda daerah hutan itu. Tak ibarat tahun-tahun sebeumnya , animo kemarau kali ini berlangsung cukup lama. Hingga hal tersebut membuat sebagaian besar hewan-hewan penghuni hutan berpindah untuk mencari tempat gres , alasannya sumber air sudah mulai mengering dan semakin langka.
Seperti hari itu , terlihat segerombolan hewan berjalan untuk berpindah mencari tempat baru. Mereka merasa kehausan dan tak sengaja ewat di kolam tempat si kura-kura berada. Air di kolam itu juga terlihat semakin menyusut. Karena rasa haus , seekor banteng yang menjadi kepala rombongan tersebut mencoba meminta izin pada kura-kura untuk meminta sedikit air minum untuk rombonganya.
“Hai kawan.. bolehkah kami meminta sedikit air mu? Kami merasa haus dan ingin minum”. Tanya sang banteng.
Tapi dengan ketusnya si kura-kura menjawab..
“Jangan.. kalian tidak boleh minum di sini. Ini kolam ku , ini air miliku. Aku akan bertahan di sini hingga animo hujan tiba , gua yakin.. kemarau ini tak akan lama. Pasti akan segera turun hujan ibarat tahun-tahun sebelumnya. Kalian carilah kolam lain , jangan sekali-kali berani minum di kolam ku”.
Mendengar tanggapan kura-kura yang cukup ketus , rombongan itupun meninggalkanya dengan hati yang dongkol pada sifat jelek si kutra-kura.
“Baiklah kawan.. kalau kau tak mau menolong sesama mu , maka tak akan ada yang mau menolong mu suatu saat. Ubahlah sifat sombong dan arogan mu , sebeum hal yang buruk menimpa mu suatu dikala nanti..”. kata si banteng sambil berlalu meninggalkan kura-kura dan kolamnya. Tapi belum lama mereka berjalan , mereka menemukan sebuah kolam lain yang masih menyisakan sedikit air. Mereka membagi air itu sama rata dan meminumnya sama-sama sebelum mereka ahirnya melanjutkan perjalanan.
Burung Blibis dan Kura-kura
Sementara itu , beberapa ahad sudah berlalu semenjak kejadian itu. Tapi animo hujan belum juga tiba. Kolam tempat si kura-kura tinggal telah mengering dan menyisakan lumpur. Si kura-kura mencoba sembunyi di balik lumpur itu untuk bertahan hidup den melindungi diri dari panasnya sengat matahari. Ketika suasana semakin kritis dan kondisi kura-kura sudah sangat memprihatinkan hampir mati , tak sengaja ada sepasang burung blibis terbang melewati kolam itu. Melihat ada kura-kura yang butuh pemberian , mereka ahirnya memutuskan untuk turun menolongnya.
Sementara itu , beberapa ahad sudah berlalu semenjak kejadian itu. Tapi animo hujan belum juga tiba. Kolam tempat si kura-kura tinggal telah mengering dan menyisakan lumpur. Si kura-kura mencoba sembunyi di balik lumpur itu untuk bertahan hidup den melindungi diri dari panasnya sengat matahari. Ketika suasana semakin kritis dan kondisi kura-kura sudah sangat memprihatinkan hampir mati , tak sengaja ada sepasang burung blibis terbang melewati kolam itu. Melihat ada kura-kura yang butuh pemberian , mereka ahirnya memutuskan untuk turun menolongnya.
“Hai kawan.. apa yang terjadi pada mu? Apakah kau tidak ikut berpindah ibarat para hewan-hewan yang lain?’. Tanya si burung blibis.
“Oh burung kawan ku.. akau di tinggalkan oleh mereka ketika gua tengah tertidur lelap. Dan kini gua hampir mati alasannya kehabisan air..”. jawab kura-kura berbohong.
“oh.. kasian.. kalau begitu kami akan menolong mu. Ada sebuah danau di ujung selatan hutan ini. Dan semua hewan juga berkumpul di sana. akau dan istri ku ini akan mebawa mu ke sana”. kata si burung blibis yang ternyata bersama istrinya.
“Bagaimana cara kaian mebawa ku? Aku tak mampu terbang. Jika akau naik di punggung mu , badan ku terlalu berat untuk mu , kau tak akan sanggup..”. kata si kura-kura.
“Kau tak usah hawatir , akau akan mengangkat mu berdua bersama istri ku. Kami akan menggunakan ranting kayu yang kami gigit kedua ujungnya , lalu kau gigit di bab tengah supaya kami mampu membawa mu terbang bersama kami”. Jelas di burung blibis.
Ahirnya rencana tersebut di laksanakan , kedua burung blibis itu membawa terbang si kura-kura yeng menggigit bab tengah ranting yang mereka bawa. Dan dengan cara itu mereka dapat mengangkat kura-kura dan membawanya terbang. Melihat dirinya dapat terbang tinggi ibarat burung , tentu hal tersebut mebuat si kura-kura merasa besar hati dan cukup senang. Seakan-akan beliau ingin menceritakan kepada seluruh dunia perihal kehebatanya yang dapat terbang di angkasa.
Ketika di angkasa , tak sengaja si kura-kura meihat gerombolan hewan yang di pimpin oleh si banteng yang dulu pernah bertemu denganya di kolam. Geromboan itu terlihat tengah asik memakan rumput-rumput hijau di pinggir telaga. Meihat hal tersebut , muncul niat sombong di hati kura-kura dan ingin pamer perihal dirinya yang kini dapat terbang tinggi di angkasa. Dia pun berteriak untuk memanggil gerombolan hewan itu. Tapi celaka , beliau lupa bahwa beliau dapat terbang alasannya di angkat oleh kedua burung blibis di kanan kirinya dengan menggigit ranting yang mereka bawa. Ketika si kura-kura membuka lisan untuk berteriak , maka dengan tanpa di sadarinya beliau juga melepaskan peganganya pada ranting itu. Dan ahirnya si kura-kura pun terjun bebas dari angkasa dan menghantam tanah dengan keras , kura-kura pun tewas.
Melihat hal tersebut , kedua burung blibis itu sangat kaget. Tapi mereka tak mampu berbuat apa-apa , alasannya apa yang menimpa kura-kura , yaitu murni dari sifat ceroboh dan kesombongan hatinya sendiri. Dan kedua burung itupun terbang meneruskan perjalanan mereka meninggalkan kura-kura yang kini telah menjadi bangkai.
SELESAI
“Nah Azam dan Zahra sayang.. dari kisah ini banyak yang dapat kita petik pesan yang terkandung. Saah satunya adalah.. jangan pelit jadi orang , alasannya sifat pelit akan membuat mu tak memiliki teman. Dan juga.. biasakanlah sifat bergotong royong dan saling menolong. Hal seberat apapun yang tak mampu di kerjakan sendiri , pasti akan terasa ringan kalau di kerjakan sama-sama ibarat burung blibis tadi. Dan yang terahir.. buanglah sifat pamerdan sombong yang ada di hati kalian. Karena kedua sifat tersebut akan membawa kerugian yang sangat besar bagi diri sendiri ibarat yang di alami oleh si kura-kura. Kalian mengerti kan belum dewasa ku?’. Kata sang ayah menutup ceritanya.
Story by: Muhammad Rifai
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentar yang baik ya sahabatku semua :)