Kisah Kacang ajaib

Kisah Kacang ajaib. Pada jaman Dahulu, ada seorang ibu dan anak muda yang tinggal di sebuah desa. Anak muda tersebut bernama Jack. Kehidupan mereka tergolong miskin. Harta mereka yang ada hanya seekor sapi, yang lama kelamaan produksi susunya sudah berkurang. Menyadari hal itu, sang ibu pun berencana menjual sapi yang mereka miliki, kemudian uangnya akan dipergunakan untuk membeli gandum. Rencananya, gandum tersebut akan ditanam di ladang dekat rumah mereka.


Keesokan harinya, si Jack membawa sang sapi miliknya ke pasar. Di tengah jalan menuju ke pasar, Jack bertemu dengan seorang kakek. Sang kakek menegurnya," Hai Jack, maukah engkau menukar sapimu dengan kacang ajaib ini?". "Apa, menukar sebutir kacang dengan sapiku?" kata Jack terkejut. "Jangan menghina, ya! Ini adalah kacang ajaib. Jika kau menanamnya dan membiarkannya semalam, maka pagi harinya kacang ini akan tumbuh sampai ke langit, kata kakek itu menjelaskan. "Jika begitu baiklah," jawab Jack.Sesampainya di rumah, Ibu Jack sangat terkejut dan marah. "Benar-benar bodoh kau! Bagaimana mungkin kita hidup hanya dengan sebutir biji kacang?" Saking marahnya, sang Ibu melempar biji kacang tersebut keluar jendela. Tapi apa yang terjadi keesokan harinya? Ternyata ada pohon raksasa yang tumbuh sampai mencapai langit. "Wah, ternyata benar apa yang dikatakan oleh kakek itu, gumam Jack". Lalu dengan hati-hati ia langsung memanjat pohon raksasa itu. "Aduh, mengapa tidak sampai juga ke ujung pohon ya?" kata Jack dalam hati.

tak berapa lama kemudian, Jack melihat ke bawah. Ia melihat rumah-rumah menjadi sangat kecil. Akhirnya Jack sampai ke awan. Di sana ia bisa melihat sebuah istana raksasa yang mengerikan. "Aku haus dan lapar, mungkin di istana itu aku menemukan makanan," gumam Jack. Sesampainya di depan pintu istana, ia mengetuknya dengan keras. "Kriek..." pintu yang besar itu terbuka. Ketika iamenengadah, muncul seorang wanita yang besar. "Ada apa nak?", kata wanita itu. "Selamat pagi, saya haus dan lapar, bolehkah saya minta sedikit makanan?" Wah, kau anak yang sopan sekali. Masuklah! Makan di dalam saja, ya!" kata wanita itu ramah.

dan Ketika sedang makan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang keras, Duk Duk! Ternyata suami wanita itu yang datang. Ia adalah Raksasa Pemakan Manusia. Dengan cepat wanita itu berkata pada Jack. "Nak, cepatlah sembunyi! Suamiku datang." "Huaaa…. Aku pulang. Cepat siapkan makan!" teriak raksasa itu. Jack menahan nafas di dalam tungku. Raksasa itu tiba-tiba mencium bau manusia. Lalu ia mengintip ke dalam tungku. Cepat-cepat istrinya berkata,"Itu bau manusia yang kita bakar kemarin. Sudahlah tenang saja. Ini makanannya sudah siap."

Setelah makan banyak, raksasa mengeluarkan pundi-pundi yang berisi uang emas curiannya, sambil meminum minuman keras. Lalu ia mulai menghitung Tak berapa lama ia mabuk dan akhirnya tertidur. Melihat hal itu, Jack segera keluar dari persembunyiannya. Sebelum pulang, ia mengambil uang emas hasil curian si raksasa itu sambil berjalan mengendap-endap.

s Jack terus menuruni pohon kacang itu dan akhirnya sampai di rumah. "Ibu… lihatlah emas ini. Mulai sekarang kita jadi orang kaya." "Tak mungkin kau mendapat uang sebanyak ini dengan mudah. Apa yang kamu lakukan?" Lalu Jack menceritakan semua kejadian pada ibunya. "Kau terlalu berani Jack! Bagaimana jika raksasa itu datang untuk mengambilnya kembali," kata ibunya dengan kuatir. Semenjak mendapatkan uang emas, tiap harinya Jack hanya bersantai-santai saja dengan uang curiannya. Tidak berapa lama, uang hasil curiannya pun habis. Jack kembali memanjat pohon kacang, untuk menuju ke istana. "Eh kau datang lagi. Ada apa?" kata istri raksasa itu. "Selamat siang Bu. Karena saya belum makan dari pagi, perutku jadi lapar sekali." Ibu yang baik itu diam saja, tapi ia tetap memberi Jack makan siang. Tiba-tiba…. Duk Duk Duk! Terdengar suara langkah kaki raksasa. Seperti dulu, Jack kembali bersembunyi di tungku.

Setelah masuk ke rumahnya, raksasa itu makan dengan lahapnya. Setelah itu ia meletakkan ayam hasil curiannya ke atas meja sambil berkata, "Ayam, keluarkan telur emasmu." Lalu ayam itu berkokok, "kukuruyuuk….," ia mengeluarkan sebutir telur emas. Raksasa merasa puas, ia minum sake sampai akhirnya tertidur. "Telur emas? Wah hebat!" pikir Jack. Diam-diam ia menangkap ayam itu dan cepat-cepat lari pulang ke rumah.

Dengan adanya ayam petelur emasnya, Jack kembali bersantai-santai saja. "Daripa ada kau mencuri, lebih baik bekerja di ladang saja", kata Ibu Jack. Karena tiap hari ayam itu mengeluarkan telur lebih dari seharusnya, ayam itupun mati. Jack kembali lagi ke istana raksasa itu. Dan lagi-lagi ia bersembunyi di tungku, ketika raksasa laki-laki pulang sambil membawa harpa. Sambil minum sake, raksasa berkata," Hai harpa, mainkan sebuah melodi yang indah." Keajaiban pun terjadi, harpa itu memainkan sendiri sebuah melodi indah. Lagu itu membuat sang raksasa tertidur.

si Jack mempunyai niat mencuri harpa itu. Ia pun mengulurkan tangannya, tapi…"Tuan, ada pencuri…" tiba-tiba harpa itu berteriak. Raksasa itu pun terbangun. Ia segera mengejar Jack yang berlari sambil membawa harpa milik raksasa itu. Raksasa terus mengejar, menuruni pohon kacang. Ketika hampir sampai di bawah, Jack berteriak dengan suara kera. "Ibuu…. Ambilkan kapak dari gudang! cepat! cepat! Betapa terkejutnya sang Ibu melihat sosok raksasa yang datang mengejar Jack, ia gemetar karena amat takut. Begitu turun dari pohon, Jack segera menebang pohon kacang itu dengan kapaknya.
Dengan suara yang keras, pohon kacang rubuh. Raksasa itu pun jatuh ke tanah, dan mati. Ibu sangat lega melihat Jack selamat. Sambil mengangis ia berkata : "Jack, jangan lagi kau melakukan hal yang menyeramkan seperti ini. Betapapun miskinnya kita bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Dengan bersyukur kepada Tuhan, pasti kita berdua akan hidup dengan baik." "Maafkan saya Ibu, mulai sekarang saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh, kata Jack pada Ibunya."Sejak saat itu, Jack bekerja dengan rajin setiap harinya. Di sebelahnya, harpa memainkan melodi-melodi indah yang menambah semangat kerja Jack. Cerita tentang harpa ajaib telah menyebar ke seluruh pelosok negeri. Pada suatu hari, seorang putri cantik datang mengunjungi Jack. Tidak seperti biasanya, harpa memainkan sebuah melodi indah yang membuat sang Putri terpesona. Lalu harpa bernyanyi : "Kalau Putri dan Jack menikah, akan berbahagia." Mendengar lagu itu, pipi sang Putri memerah. Akhirnya Jack menikah dengan Putri yang cantik tersebut berkat bantuan harpanya. Sejak saat itu Jack menjadi seorang raja yang suka menolong orang-orang yang kesusahan. 

Kisah ikan emas ajaib

Kisah ikan emas ajaib. di sebuah pulau bernama Buyan, tinggal sepasang kakek dan nenek yang sangat miskin. Pekerjaan si Kakek adalah mencari ikan di laut. Meski hampir setiap hari kakek pergi menjala ikan, namun hasil yang didapat hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.
ajaib

Suatu hari ketika si Kakek sedang menjala ikan, tiba-tiba jalanya terasa sangat berat. Seperti ada ikan raksasa yang terperangkap di dalamnya.“Ah, pasti ikan yang sangat besar,” pikir si Kakek.

Dengan sekuat tenaga si Kakek menarik jalanya. Namun ternyata tidak ada apapun kecuali seekor ikan kecil yang tersangkut di jalanya. Rupanya ikan kecil itu bukan ikan biasa, badannya berkilau seperti emas dan bisa berbicara seperti layaknya manusia.“Kakek, tolong lepaskan aku. Aku akan mengabulkan semua permintaanmu!” kata si Ikan Emas.

Si kakek berpikir sejenak, lalu katanya, “Aku tidak memerlukan apapun darimu, tapi aku akan melepaskanmu. Pergilah!”Kakek melepaskan ikan emas itu kembali ke laut, lalu dia pun kembali pulang. Sesampainya di rumah, Nenek menanyakan hasil tangkapan Kakek.“Hari ini aku hanya mendapatkan satu ekor ikan emas, dan itu pun sudah aku lepas kembali,” kata Kakek, “aku yakin kalau itu adalah ikan ajaib, karena dia bisa berbicara. Katanya dia akan memberiku imbalan jika aku mau melepaskannya.”

“Lalu apa yang kau minta,” tanya Nenek.“Tidak ada,” kata Kakek.“Oh, alangkah bodohnya!” seru Nenek. “Setidaknya kau bisa meminta roti untuk kita makan. Pergilah dan minta padanya!”Maka dengan segan kakek kembali ke tepi pantai dan berseru:“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”.Tiba-tiba si Ikan Emas muncul di permukaan laut. “Apa yang kau inginkan, kek?” katanya.

“Istriku marah padaku, berikan aku roti untuk makan malam, maka dia akan memaafkanku!” pinta si Kakek. “Pulanglah! Aku telah mengirimkan roti yang banyak ke rumahmu,” kata si Ikan.Maka pulanglah si kakek. Setibanya di rumah, didapatinya meja makan telah penuh dengan roti.

Tapi istrinya masih tampak marah padanya, katanya:“Kita telah punya banyak roti, tapi wastafel kita rusak, aku tidak bisa mencuci piring. Pergilah kembali ke laut, dan mintalah ikan ajaib memberikan kita wastafel yang baru!” kata Nenek.Terpaksa si Kakek kembali ke tepi laut dan berseru:“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari…. Kabulkan keinginan kami! “Ups!” Ikan Emas muncul, “Apa lagi yang kau inginkan, Kek?”

“Nenek menyuruhku memintamu agar memberikan kami wastafel yang baru,” pinta Kakek.“Baiklah,” kata Ikan. “Kau boleh memiliki wastafel baru juga.”Si Kakek pun kembali pulang. Belum lagi menginjak halaman, si Nenek sudah menghadangnya.“Pergilah lagi! Mintalah pada si Ikan Emas untuk membuatkan kita sebuah rumah baru. Kita tidak bisa tinggal di sini terus, rumah ini sudah hampir roboh.”

Maka si Kakek pun kembali ke tepi laut dan berseru:“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”Dalam sekejap ikan emas itu muncul di hadapan si Kakek, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”

“Buatkanlah kami rumah baru!” pinta Kakek, “istriku sangat marah, dia tidak ingin tinggal di rumah kami yang lama karena rumah itu sudah hampir roboh.”“Tenanglah, Kek! Pulanglah! Keinginanmu sudah kukabulkan.”

Kakek pun pulang. Sesampainya di rumah, dilihatnya bahwa rumahnya telah menjadi baru. Rumah yang indah dan terbuat dari kayu yang kuat. Dan di depan pintu rumah itu, Nenek sedang menunggunya dengan wajah yang tampak jauh lebih marah dari sebelumnya.

“Dasar Kakek bodoh! Jangan kira aku akan merasa puas hanya dengan membuatkanku rumah baru ini. Pergilah kembali, dan mintalah pada Ikan Emas itu bahwa aku tidak mau menjadi istri nelayan. Aku ingin menjadi nyonya bangsawan. Sehingga orang lain akan menuruti keinginanku dan menghormatiku!”Untuk kesekian kalinya, si Kakek kembali ke tepi laut dan berseru:“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”

Dalam sekejap ikan emas itu muncul di hadapan si kakek, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”“Istriku tidak bisa membuatku tenang. Dia bahkan semakin marah. Katanya dia sudah lelah menjadi istri nelayan dan ingin menjadi nyonya bangsawan,” pinta Kakek.“Baiklah. Pulanglah! Keinginanmu sudah dikabulkan!” kata Ikan Emas.

Alangkah terkejutnya si Kakek ketika kembali ternyata kini rumahnya telah berubah menjadi sebuah rumah yang megah. Terbuat dari batu yang kuat, tiga lantai tingginya, dengan banyak sekali pelayan di dalamnya. Si Kakek melihat istrinya sedang duduk di sebuah kursi tinggi sibuk memberi perintah kepada para pelayan.

“Halo istriku,” sapa si Kakek.“Betapa tidak sopannya,” kata si Nenek. “Berani sekali kau mengaku sebagai suamiku. Pelayan! Bawa dia ke gudang dan beri dia 40 cambukan!”Segera saja beberapa pelayan menyeret si Kakek ke gudang dan mencambuknya sampai si Kakek hampir tidak bisa berdiri. Hari berikutnya istrinya memerintahkan Kakek untuk bekerja sebagai tukang kebun. Tugasnya adalah menyapu halaman dan merawat kebun.“Dasar perempuan jahat!” pikir si kakek. “Aku sudah memberikan dia keberuntungan tapi dia bahkan tidak mau mengakuiku sebagai suaminya.”

Lama kelamaan si Nenek bosan menjadi nyonya bangsawan, maka dia kembali memanggil si Kakek: “Hai lelaki tua, pergilah kembali kepada ikan emasmu dan katakan ini padanya: aku tidak mau lagi menjadi nyonya bangsawan, aku mau menjadi ratu.”Maka kembalilah si kakek ke tepi laut dan berseru:“Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!”Dalam sekejap Ikan Emas itu muncul di hadapan si Kakek, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”

“Istriku semakin keterlaluan. Dia tidak ingin lagi menjadi nyonya bangsawan, tapi ingin menjadi ratu.”“Baiklah. Pulanglah! Keinginanmu sudah dikabulkan!” kata ikan emas.Sesampainya kakek di tempat dulu rumahnya berdiri, kini tampak olehnya sebuah istana beratap emas dengan para penjaga berlalu lalang. Istrinya yang kini berpakainan layaknya seorang ratu berdiri di balkon dikelilingi para jenderal dan gubernur. Dan begitu dia mengangkat tangannya, drum akan berbunyi diiringi musik dan para tentara akan bersorak-sorai.

Setelah sekian lama, si nenek kembali bosan menjadi seorang ratu. Maka dia memerintahkan para jenderal untuk menemukan si Kakek dan membawanya ke hadapannya. Seluruh istana sibuk mencari si Kakek. Akhirnya mereka menemukan Kakek di kebun dan membawanya menghadap ratu.“Dengar lelaki tua! Kau harus pergi menemui ikan emasmu! Katakan padanya bahwa aku tidak mau lagi menjadi ratu. Aku mau menjadi dewi laut sehingga semua laut dan ikan-ikan di seluruh dunia menuruti perintahku.”

Kakek terkejut mendengar permintaan istrinya, dia mencoba menolaknya. Tapi apa daya nyawanya adalah taruhannya, maka dia terpaksa kembali ke tepi laut dan berseru:

Wahai Ikan Emas Ajaib, datanglah kemari… Kabulkan keinginan kami!Kali ini si Ikan Emas tidak muncul di hadapannya. Kakek mencoba memanggil lagi, namun si ikan emas tetap tidak mau muncul di hadapannya. Dia mencoba memanggil untuk ketiga kalinya. Tiba-tiba laut mulai bergolak dan bergemuruh. Dan ketika mulai mereda muncullah si Ikan Emas, “Apa yang kau inginkan lagi, Kakek?”

“Istriku benar-benar telah menjadi gila,” kata Kakek. “Dia tidak mau lagi menjadi ratu tapi ingin menjadi dewi laut yang bisa mengatur lautan dan memerintah semua ikan.”Si Ikan Emas terdiam dan tanpa mengatakan apapun dia kembali menghilang ke dalam laut.

Si Kakek pun terpaksa kembali pulang. Dia hampir tidak percaya pada penglihatannya ketika menyadari bahwa istana yang megah dan semua isinya telah hilang. Kini di tempat itu, berdiri sebuah gubuk reyot yang dulu ditinggalinya. Dan di dalamnya duduklah si Nenek dengan pakaiannya yang compang-camping. Mereka kembali hidup seperti dulu. Kakek kembali melaut.Namun seberapa kerasnya pun dia bekerja. hasil yang didapat hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

Cerita Seruling ajaib dan si Kancil

Cerita Seruling ajaib dan si Kancil. Si Kancil sedang berjalan-jalan di sebuah hutan bambu yang sangat rindang, dia begitu menikmati keindahan hutan bambu yang sedang ia masuki tersebut, saking asiknya berjalan ia mencoba untuk melintasi pepohonan bambu yang ada didepannya, tapi apa yang terjadi setelah ia menerobos pohon bambu tersebut, dia malah terjepit diantara pohon-pohon bambu yang sangat sempit tersebut. "Ah, celaka aku terjepit di pohon bambu ini", sesal kancil.
kancil

Tak jauh dari tempat si kancil, ternyata ada seekor harimau yang sedang terbuai oleh hembusan angin yang datangnya dari pepohonan bambu. Angin sepoi-sepoi membuat harimau ini menjadi sangat mengantuk, tiupan angin menerpa pohon-pohon bambu membuat suara yang merdu seperti suling dan membuat sang harimau semakin terlelap. Tetapi tak lama kemudian ia mendengar suara derit pohon bambu dimana sang kancil tadi terjepit. "Suara apa itu"?" kata sang harimau penasaran.

Akhirnya sang harimau memutuskan untuk mencari dimana sumber suara tadi berasal, ternyata tidak jauh dari tempatnya, dia melihat si kancil sedang berusaha melepaskan diri dari lilitan pohon bambu kecil yang menjepit tubuhnya. "Ah, sungguh kebetulan sekali, aku sedang lapar dan didepanku ada seekor kancil yang gemuk untuk disantap, aarrmm" si harimau sangat girang melihat ada santapan siang baginya.

Sontak si kancil kaget bukan kepalang, "Oh, harimau yang baik, jangan kau jadikan aku santapan siangmu, sebenarnya aku sedang bermain suling ajaib, jika kau ingin memainkan suling ini, aku akan mengajarimu bagaimana meniup suling ajaib ini, jika kau mau mengabulkan permintaanku", kata si kancil harap-harap cemas.

"Baiklah, aku sangat senang mendengarkan dan ingin bermain suling ajaib itu, lalu apa permintaanmu, kancil?" tanya harimau. "Kau longgarkan bambu kecil ini yang melilitku dan kau masukkan kepalamu kesini serta julurkan lidahmu agar suara suling ajaib itu berbunyi". Tanpa berfikir panjang lagi si harimau segera melonggarkan bambu yang melilit tubuh kancil yang kecil itu kemudian menuruti perintah si kancil. Si kancil pun terbebas.

"Nah sekarang, masukkan kepalamu dan julurkan lidahmu ke bambu itu" perintah kancil, si harimau karena ingin sekali belajar meniup suling ajaib langsung menurut perintah kancil. "jika kamu ingin suara suling itu merdu, kau harus latihan sendiri dulu, aku ingin pulang sebentar untuk minum, maklum latihannya lama sekali tadi jadi aku sangat haus", "Yah kancil, kenapa kau tinggalkan aku, aku tidak bisa belajar sendiri nih" kata harimau memelas.

"Tenang saja, nanti aku balik lagi kok, kalau suara sulingnya kecil berarti kau harus meniup dengan kencang..jangan patah semangat yah...". Kancilpun langsung ambil langkah seribu meninggalkan si harimau. Tinggal harimau kini terjepit di sela-sela pohon bambu. Angin bertiup kencang menerpa pohon bambu sehingga menimbulkan bunyi seperti suling "Hore..hore..aku bisa meniup suling ajaib" sorak harimau kegirangan. Dia baru sadar kini tubuhnya semakin terjepit keras oleh pohon bambu yang melilitnya.

"Ya ampun, kenapa aku bodoh sekali, ternyata bunyi seruling ajaib itu adalah dari hembusan angin, bukan dari lidahku, sekarang lidahku malah terjepit bambu ini", harimau kini berusaha melepaskan dirinya dari jepitan pohon bambu, dan setelah terlepas dia kembali lagi beristirahat.

memiliki pintu ajaib Doraemon

Selamat sore teman-teman. setelah selesai ujian kenaikan kelas saya tadi lihat film doraemon. film yang katanya kesukaan ayahku dulu waktu masih duduk di bangku SD. ada yang ajaib ya di doraemon. semuanya serba tidak masuk akal lho. ada senter pembesar, ada baling baling bambu dan lucunya ada pintu ajaib. seandainya aku bisa memiliki pintu ajaib Doraemon tentu aku bisa kemana-mana tanpa dianter ayah lagi.



teman-teman sudah pada tahu belum pintu ajaib doraemon itu bagaimana bentuknya? dan berfungsi untuk apa ?. kalau fungsinya tentu untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan secepat kilat tinggal buka pintu lalu ada deh tujuan didepan mata kita. andai saja aku punya pintu ajaib ini pasti seru.

pintu, ajaib

Lampu ajaib si Aladin

Sobatku yuk menyimak cerita dari timur tengah yang ceritanya rada-rada tahayul yaitu Lampu ajaib si aladin. Konon katanya, di kota Persia seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang diberi bernama Aladin. Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh. 

Lampu ajaib aladin
Aladin mengeluh kecapaian kepada pamannya tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, kalau tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. “Kraak…” tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.

Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. “Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik di dasar gua itu”, seru si penyihir. “Tidak, aku takut turun ke sana”, jawab Aladin. Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. “Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu”, kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. 

Setelah buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. “Cepat berikan lampunya !”, seru penyihir. “Tidak ! Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar”, jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya “Brak!” pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. “Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !”, ucap Aladin.

Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. “Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan”, saya adalah peri cincin kata raksasa itu. “Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah.” “Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini”, ujar peri cincin. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. “Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan.”

Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. “Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?”, kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu. “Syut !” Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. “Sebutkanlah perintah Nyonya”, kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini memberi perintah,”kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami”. Dalam waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. “Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu”, kata si peri lampu.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. “Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya”. Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. “Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku.” Raja amat senang. “Wah…, anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku”.

Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang dengan Istana megah di punggungnya. “Tuan, ini Istananya”. Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. “Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?”, Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.

Nun jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, “tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !”. Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. “Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku”, seru Aladin. “Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu,” ujar peri cincin. “Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan kau kesana”, seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. “Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum bir”, ujar sang Putri. “Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita nanti akan menang”, jawab Aladin.

Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. “Singkirkan penjahat ini”, seru Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas. “Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke Persia”. Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

Ceritanya aku ambil dari mas kumpulandongeng.com, semoga menikmati ya sobatku.